Solo (ANTARA) - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mencetak sebanyak 370 lulusan berdaya dan berdampak pada Pembekalan dan Pelepasan Calon Wisudawan Periode IV Tahun Akademik 2024/2025.
Kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium Mohammad Djazman Kampus UMS di Solo, Jawa Tengah, Kamis mengangkat tema Lulusan FKIP UMS Berdaya dan Berdampak.
Wakil Dekan I FKIP UMS Mauly Halwat Hikmat mengatakan total wisudawan periode ini sebanyak 370 calon wisudawan. Calon wisudawan terbaik FKIP UMS diraih oleh Malikha Nurcholifah dari Pendidikan Akuntansi dengan IPK 3.82, Susi Ainun Mardiyah dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan IPK 3.46, Maharani Kumalaningdyah dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IPK 3.72.
Kemudian Luna Putri Kuncoro dari Pendidikan Bahasa Inggris IPK 3.8, Reni Widya Putri dari Pendidikan Matematika IPK 3.79, Nadya Syafa Kamila dari Pendidikan Biologi IPK 3.92, Jeni Puspitasari daro Pendidikan Guru SD IPK 3.91, Hilyatul Millah PG PAUD IPK 3.95, Muslihah Juwita Hapsari dari Pendidikan Geografi IPK 3.92, Muthi’ah Shofiana dari Pendidikan Teknik Informatika IPK 3.64, Alfinta Khasanatin Mardiana dari Pendidikan Jasmani IPK 3.67, dan Imania Pratidina dari Magister Pendidikan Dasar IPK 4.
“Jadi hari ini adalah masa di mana kalian menyelesaikan S1 dengan segala suka duka, alhamdulillah kalian sudah sampai tahap ini,” katanya.
Ia mengatakan kelulusan ini tidak berarti tantangan para lulusan telah selesai. Dia menyampaikan bahwa tidak masalah berbahagia dan mensyukuri hari ini, tetapi setelah lulus nanti para lulusan bisa mengimplementasikan pengetahuannya di berbagai bidang.
Ia menekankan akan tantangan teknologi utamanya akal imitasi (AI). Hadirnya teknologi tidak akan menghapus peran guru.
“Kalian nanti sebagai guru harus menjembatani antara teknologi dan pendidikan,” katanya.
Dia berharap para lulusan FKIP UMS ini akan membantu siswa untuk mengenal AI dengan bijak karena perkembangannya yang sangat mengerikan. Menurutnya, AI bisa menstimulasi sikap culas sehingga harus ada pembentukan karakter melalui peran guru.
Wakil Rektor IV UMS Prof Em Sutrisna mengatakan ilmu yang bermanfaat adalah pahala jariyah atau tidak terputus.
“Maka teman-teman sebagai calon pendidik, amalkan ilmu ini nanti. Didik anak didik kita dengan betul,” pesannya.
Dia mengakui akan kehebatan AI yang cerdas sebagai salah satu ranah knowledge atau kognitif. Namun, meskipun AI sangat cerdas, afektif dan psikomotornya itu tidak ada.
Sedangkan ketika sudah bekerja, kesuksesan bukan lagi ditentukan pada knowledge tetapi seperti pada kemampuan bekerja sama juga cara memperlakukan atasan dan bawahan.
“Itu lebih dominan daripada sekedar IPK. Ada yang mengatakan itu soft skill begitu,” katanya.
Dalam hal ini, UMS sudah membekali para mahasiswa untuk mengembangkan soft skill yang membentuk karakter sarjana UMS.
Calon wisudawan terbaik FKIP UMS Hilyatul Millah dari prodi PG PAUD mengajak teman sejawatnya untuk terus berinovasi dan memberikan dampak di bidangnya masing-masing. Ketika sudah sukses dan menorehkan prestasi, jangan pernah lelah untuk belajar.
Hilyatul mengatakan setiap orang memiliki garis start atau permulaan yang berbeda-beda.
“Jadi jangan pernah bandingkan pencapaianmu dengan pencapaian orang lain. Ingatlah kelulusan ini bukan lah akhir, melainkan awal menuju tanggung jawab yang lebih besar. Jangan sampai kelulusan hari ini membuat kita berhenti untuk belajar dan berinovasi,” katanya.