Wonosobo (ANTARA) - Ratusan siswa kelas 4-6 Sekolah Dasar Negeri 10 Wonosobo tampak riang gembira, saat berkumpul di halaman sekolah.
Mereka duduk di karpet yang telah disediakan, kemudian mendengarkan penyuluhan tentang makanan bergizi. Penyuluh mengingatkan para siswa untuk makan dengan berpedoman pada bahwa "Isi Piringku".
"Isi Piringku" adalah panduan yang dirancang oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk membantu individu membuat pilihan makanan yang seimbang dan bergizi.
"Isi Piringku" itu dibagi dua dan dua per tiga dari setengah isi piring isinya makanan pokok, antara lain nasi, kentang, jagung atau sumber yang mengandung karbohidrat.
Bagian kedua adalah lauk pauk yang terdiri atas protein hewani dan protein nabati. Contoh protein hewani adalah daging ayam, daging sapi, ikan, telur, sedangkan protein nabati, antara lain tahu dan tempe.
Isi lainnya dalam pedoman yang tujuan utamanya adalah memastikan setiap piring makanan yang dikonsumsi mengandung berbagai komponen nutrisi penting dalam proporsi yang tepat, setengahnya adalah sayur dan buah.
Air putih juga disiapkan agar makanan yang dikonsumsi lancar masuk melewati tenggorokan. Siswa diingatkan bahwa dalam sehari, minimal mengonsumsi delapan gelas air putih, sehingga pencernaan menjadi bagus dan kita terhindar dari dehidrasi.
Tidak hanya dari sisi kesehatan untuk tubuh, anak-anak juga diingatkan mengenai adab makan, yakni mencuci tangan dengan air mengalir, setelah itu berdoa, sesuai kepercayaan masing-masing. Mereka juga diingatkan agar duduk saat makan dan tidak boleh sambil berbicara. Jika makanan masih panas, tidak boleh ditiup. Alternatifnya bisa dengan dikipas-kipas.
Secara agama (Islam) Nabi juga meningatkan agar makanan tidak ditiup. Dari sisi kesehatan, makanan yang ditiup akan menyebabkan tubuh kemasukan lebih banyak asam karbonat dan karbon monoksida, karena saat meniup, tubuh akan melepaskan karbon dioksida dan karbon monoksida, sehingga hal ini berisiko menganggu keseimbangan asam atau alkali tubuh yang mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme.
Setelah selesai makan, mereka juga diingatkan untuk kembali berdoa sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas karunia berupa makanan, apalagi makanan gratis dan gizinya terjamin. Mereka juga diajak untuk membersihkan sendiri tempat makan dari ceceran sisa makanan, termasuk bungkus makanan.
Tiga kabupaten