BI Jateng gelar "Halal Foodcamp 2024" perkuat ketahanan pangan
Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelar "Jateng Halal Foodcamp 2024" untuk mempercepat akselerasi industri syariah dan memperkuat ketahanan pangan di wilayah ini.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Ndari Surjaningsih, di Semarang, Rabu, menjelaskan bahwa "Jateng Halal Foodcamp 2024” merupakan rangkaian kegiatan "talkshow" dan "bootcamp".
Menurut dia, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperluas edukasi bagi masyarakat terkait makanan yang "halalan thayiban" dan menciptakan kreasi makanan halal menggunakan produk olahan komoditas pangan strategis pendukung Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta meningkatkan kompetensi dan kapasitas pondok pesantren untuk menjadi pelaku industri makanan halal, sekaligus menggaungkan syiar ekonomi syariah.
Ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi langkah strategis dalam melahirkan talenta-talenta berbakat dari ponpes dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jateng untuk mengembangkan sektor kuliner.
Mereka, kata dia lagi, didorong melakukan berbagai seni kreasi pengolahan bahan pangan khas dan aneka olahan produk komoditas pangan strategis.
"Tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk memajukan ekosistem 'halal value chain' di bidang olahan pangan, juga mendukung pengendalian inflasi," katanya pula.
Sebagai pembuka rangkaian kegiatan, digelar talkshow mengangkat tema "Kuliner Kreatif Masa Kini: Inovasi, Peluang Usaha, dan Tantangan ke Depan".
Narasumber yang dihadirkan berasal dari ahli kuliner, praktisi, dan UMKM, yaitu Chef Mili Hendratno (owner Mil’s Kitchen), Askan Setiabudi, CI, CHt (Entrepreneur), dan Ismiyati (owner Superoti).
Para narasumber berbagi ilmu kepada sekitar 150 peserta yang berasal dari SMK jurusan tata boga, ponpes, dan UMKM kuliner di Jateng.
Selain itu, Ndari mengatakan pentingnya pemanfaatan dan pengolahan berbagai produk turunan dari komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi, yakni cabai kering dan pasta bawang merah.
Pemanfaatan produk turunan itu, kata dia, dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan bagi UMKM, sekaligus sebagai bentuk kontribusi UMKM dalam menjaga stabilitas inflasi pangan, khususnya "volatile food" atau komoditas pangan yang mudah bergejolak harganya.
Rangkaian acara berikutnya adalah "bootcamp" yang diikuti para siswa dan santri dari sekitar 15 ponpes dan SMK jurusan tata boga untuk mengikuti kegiatan klasikal dan "cooking class" yang dibimbing para chef profesional.
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para guru maupun pendamping dan pelajar atau santri di bidang tata boga, sekaligus melahirkan talenta pelaku usaha syariah bidang kuliner di Jateng," katanya pula.
Baca juga: Jateng surplus cabai dan bawang merah
Baca juga: Tingkatkan produksi, BI bantu alat pengering cabai ke petani
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Ndari Surjaningsih, di Semarang, Rabu, menjelaskan bahwa "Jateng Halal Foodcamp 2024” merupakan rangkaian kegiatan "talkshow" dan "bootcamp".
Menurut dia, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperluas edukasi bagi masyarakat terkait makanan yang "halalan thayiban" dan menciptakan kreasi makanan halal menggunakan produk olahan komoditas pangan strategis pendukung Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta meningkatkan kompetensi dan kapasitas pondok pesantren untuk menjadi pelaku industri makanan halal, sekaligus menggaungkan syiar ekonomi syariah.
Ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi langkah strategis dalam melahirkan talenta-talenta berbakat dari ponpes dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jateng untuk mengembangkan sektor kuliner.
Mereka, kata dia lagi, didorong melakukan berbagai seni kreasi pengolahan bahan pangan khas dan aneka olahan produk komoditas pangan strategis.
"Tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk memajukan ekosistem 'halal value chain' di bidang olahan pangan, juga mendukung pengendalian inflasi," katanya pula.
Sebagai pembuka rangkaian kegiatan, digelar talkshow mengangkat tema "Kuliner Kreatif Masa Kini: Inovasi, Peluang Usaha, dan Tantangan ke Depan".
Narasumber yang dihadirkan berasal dari ahli kuliner, praktisi, dan UMKM, yaitu Chef Mili Hendratno (owner Mil’s Kitchen), Askan Setiabudi, CI, CHt (Entrepreneur), dan Ismiyati (owner Superoti).
Para narasumber berbagi ilmu kepada sekitar 150 peserta yang berasal dari SMK jurusan tata boga, ponpes, dan UMKM kuliner di Jateng.
Selain itu, Ndari mengatakan pentingnya pemanfaatan dan pengolahan berbagai produk turunan dari komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi, yakni cabai kering dan pasta bawang merah.
Pemanfaatan produk turunan itu, kata dia, dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan bagi UMKM, sekaligus sebagai bentuk kontribusi UMKM dalam menjaga stabilitas inflasi pangan, khususnya "volatile food" atau komoditas pangan yang mudah bergejolak harganya.
Rangkaian acara berikutnya adalah "bootcamp" yang diikuti para siswa dan santri dari sekitar 15 ponpes dan SMK jurusan tata boga untuk mengikuti kegiatan klasikal dan "cooking class" yang dibimbing para chef profesional.
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para guru maupun pendamping dan pelajar atau santri di bidang tata boga, sekaligus melahirkan talenta pelaku usaha syariah bidang kuliner di Jateng," katanya pula.
Baca juga: Jateng surplus cabai dan bawang merah
Baca juga: Tingkatkan produksi, BI bantu alat pengering cabai ke petani