Pati masuk nominasi penerima penghargaan innovative government
Pati (ANTARA) - Kabupaten Pati, Jawa Tengah, masuk dalam nominasi penerima penghargaan Innovative Government Award 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri, kata Penjabat Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko.
"Se-Indonesia hanya ada 22 kabupaten yang masuk nominasi, dan hari ini (29/10) masuk ke tahap presentasi," ujarnya melalui rilis yang diterima ANTARA, Selasa.
Pada sesi presentasi di hadapan dewan juri di Ruang Sidang Utama (RSU) Kemendagri dan Command Center BSKDN Kemendagri hari ini (29/10), kata dia, pihaknya tidak hanya memaparkan inovasi, tetapi juga diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan dari tim penilai.
Adapun tim penilainya terdiri atas Prof. Warsito, Ph.D (Deputi V Kemenko PMK), Dr. Otok Kuswandaru, S.Sos. M.Si. CIPA (Deputi Bidang Pelayanan Publik KemenPANRB), Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., M.U.P., Ph.D. (Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI), dan Titin Rosmasari (Direktur Utama CNN Indonesia).
Pj Bupati juga menjelaskan tentang adanya klinik inovasi, desk dan pendampingan inovasi daerah secara rutin ke perangkat daerah, UPTD, dan masyarakat.
"Untuk menumbuhkembangkan inovasi daerah, maka setiap tahun dilaksanakan lomba inovasi daerah dan lomba kreativitas dan inovasi (Krenova) Pati Innovation Award," ujarnya.
Sementara untuk melindungi inovasi daerah yang berasal dari masyarakat, maka pemkab memfasilitasi pengurusan kekayaan intelektual (KI).
"Dalam rangka menyebarluaskan inovasi daerah, maka dilakukan sosialisasi, bimbingan teknis dan penerbitan jurnal," ujarnya.
Bapperida Kabupaten Pati, kata Sujarwanto, memiliki jurnal litbang dengan akreditasi sinta 3 dan terbit dua kali setiap tahunnya.
Meskipun Kabupaten Pati memiliki ratusan inovasi, kata dia, pihaknya memilih untuk memaparkan dua inovasi unggulan daerah yakni berdenting dan sijakapati.
"Inovasi berdenting dilakukan dengan cara merujuk balita stunting atau tengkes untuk diperiksa oleh dokter spesialis anak, dokter spesialis gizi klinik dan psikolog," ujarnya.
Melalui inovasi belum pernah dimiliki daerah lain tersebut, akan diperoleh data balita tengkes yang sesuai dengan definisi operasionalnya.
Sementara aplikasi Sijakapati, kata dia, merupakan aplikasi yang menampilkan informasi tentang database jalan yang terintegrasi dengan database jembatan. Sehingga masyarakat dapat memantau data terbaru tentang kondisi jalan dan jembatan sekaligus dapat berinteraksi untuk memberikan laporan terkini maupun memberikan komplain.
"Dan inilah yang kemudian dapat memudahkan pengambil kebijakan dalam menentukan skala prioritas penanganan jalan dan jembatan Kabupaten Pati," ujarnya.
"Se-Indonesia hanya ada 22 kabupaten yang masuk nominasi, dan hari ini (29/10) masuk ke tahap presentasi," ujarnya melalui rilis yang diterima ANTARA, Selasa.
Pada sesi presentasi di hadapan dewan juri di Ruang Sidang Utama (RSU) Kemendagri dan Command Center BSKDN Kemendagri hari ini (29/10), kata dia, pihaknya tidak hanya memaparkan inovasi, tetapi juga diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan dari tim penilai.
Adapun tim penilainya terdiri atas Prof. Warsito, Ph.D (Deputi V Kemenko PMK), Dr. Otok Kuswandaru, S.Sos. M.Si. CIPA (Deputi Bidang Pelayanan Publik KemenPANRB), Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., M.U.P., Ph.D. (Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI), dan Titin Rosmasari (Direktur Utama CNN Indonesia).
Pj Bupati juga menjelaskan tentang adanya klinik inovasi, desk dan pendampingan inovasi daerah secara rutin ke perangkat daerah, UPTD, dan masyarakat.
"Untuk menumbuhkembangkan inovasi daerah, maka setiap tahun dilaksanakan lomba inovasi daerah dan lomba kreativitas dan inovasi (Krenova) Pati Innovation Award," ujarnya.
Sementara untuk melindungi inovasi daerah yang berasal dari masyarakat, maka pemkab memfasilitasi pengurusan kekayaan intelektual (KI).
"Dalam rangka menyebarluaskan inovasi daerah, maka dilakukan sosialisasi, bimbingan teknis dan penerbitan jurnal," ujarnya.
Bapperida Kabupaten Pati, kata Sujarwanto, memiliki jurnal litbang dengan akreditasi sinta 3 dan terbit dua kali setiap tahunnya.
Meskipun Kabupaten Pati memiliki ratusan inovasi, kata dia, pihaknya memilih untuk memaparkan dua inovasi unggulan daerah yakni berdenting dan sijakapati.
"Inovasi berdenting dilakukan dengan cara merujuk balita stunting atau tengkes untuk diperiksa oleh dokter spesialis anak, dokter spesialis gizi klinik dan psikolog," ujarnya.
Melalui inovasi belum pernah dimiliki daerah lain tersebut, akan diperoleh data balita tengkes yang sesuai dengan definisi operasionalnya.
Sementara aplikasi Sijakapati, kata dia, merupakan aplikasi yang menampilkan informasi tentang database jalan yang terintegrasi dengan database jembatan. Sehingga masyarakat dapat memantau data terbaru tentang kondisi jalan dan jembatan sekaligus dapat berinteraksi untuk memberikan laporan terkini maupun memberikan komplain.
"Dan inilah yang kemudian dapat memudahkan pengambil kebijakan dalam menentukan skala prioritas penanganan jalan dan jembatan Kabupaten Pati," ujarnya.