Semarang (ANTARA) - Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah Sosiawan menyebut politik uang di masa pemilu tidak hanya berwujud uang di dalam amplop.
"Harus dipahami, tidak harus berbentuk uang di dalam amplop," kata Sosiawan di Semarang, Jumat.
Ia menyebut politik uang bisa dalam bentuk pemberian fasilitas.
Ia mencontohkan bantuan untuk perbaikan jalan atau paving.
Bagi calon yang berkompetisi dalam pemilu, ia menilai politik uang bisa menjadi strategi yang lebih taktis dan realistis untuk meraup suara.
Adapun dari sisi masyarakat, ia menyebut masih banyak yang berharap akan ada "serangan fajar" menjelang pencoblosan.
"Dari faktor sosiologis, pemilih kita bukan masyarakat yang anti politik uang," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, aturan hukum harus diatur lebih detil untuk mencegah politik uang.
Ia menambahkan perlu aturan hukum yang lebih rigid dan sanksi yang lebih tegas untuk mengatasinya.
Baca juga: Bawaslu Banyumas-Jateng dalami dugaan politik uang dalam kampanye Puan
Berita Terkait
Pendaftaran calon anggota KPID Jateng dibuka
Jumat, 19 April 2024 19:42 Wib
Bawaslu waspadai politik uang saat pemilu susulan di Demak
Sabtu, 17 Februari 2024 10:24 Wib
Bawaslu Jateng rekomendasikan PSU pemilu 2024 di 22 TPS
Jumat, 16 Februari 2024 14:09 Wib
Inilah lima parpol yang didiskualifikasi di 14 kabupaten/ kota se-Jateng
Kamis, 1 Februari 2024 0:13 Wib
KPU Jateng sebut warga antusias urus pindah memilih
Selasa, 16 Januari 2024 20:50 Wib
Truk pengangkut surat suara pemilu terguling di Semarang
Sabtu, 6 Januari 2024 16:50 Wib
Bawaslu Jateng masih kumpulkan bukti terkait video Pj Gubernur
Selasa, 26 Desember 2023 13:07 Wib
Bawaslu se-Jateng buka perekrutan 117.299 pengawas TPS
Senin, 4 Desember 2023 15:35 Wib