Purwokerto (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas segera menyalurkan bantuan pangan tahap ketiga bagi ribuan keluarga penerima manfaat di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
"Surat terkait dengan penyaluran bantuan pangan tahap ketiga kemarin sudah turun, Juli sampai Desember, namun penyalurannya dua bulan sekali, yakni pada bulan Agustus, Oktober, dan Desember," kata Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Menurut dia, jumlah penerima bantuan pangan tahap ketiga di eks Keresidenan Banyumas sama seperti tahap kedua, yakni sebanyak 692.844 KPM.
Kendati penyalurannya dilakukan dua bulan sekali, dia mengatakan hal itu bukan berarti masing-masing KPM akan menerima bantuan pangan untuk dua bulan sekaligus dalam setiap penyaluran.
"Masing-masing KPM hanya akan mendapat bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram dalam setiap penyaluran," katanya.
Terkait dengan waktu penyaluran bantuan pangan tersebut, dia mengatakan pihaknya masih menunggu data KPM untuk dilakukan verifikasi dan validasi.
Setelah verifikasi dan validasi data tersebut selesai, kata dia, pihaknya akan menyosialisasikannya kembali dan selanjutnya proses penyaluran bantuan pangan yang dilakukan atas koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan masing-masing kabupaten.
"Pada prinsipnya, kami siap menyalurkan bantuan pangan tahap ketiga. Stok beras di gudang Bulog Banyumas mencukupi sampai tiga bulan ke depan, aman," katanya.
Disinggung mengenai realisasi pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), dia mengatakan hingga saat ini telah mencapai kisaran 22.400 ton beras atau telah melampaui target yang ditetapkan untuk Bulog Banyumas sebanyak 18.000 ton pada tahun 2024.
Kendati demikian, dia mengakui pengadaan CPP pada masa panen gadu (masa panen pada musim kemarau, red.) yang mulai berlangsung di sejumlah wilayah eks Keresidenan Banyumas agak tersendat karena harga gabah di pasaran masih di atas harga pembelian pemerintah.
Menurut dia, hal itu disebabkan hasil panen pada musim kemarau tidak sebanyak saat musim hujan dan kualitas gabahnya lebih bagus, sehingga harganya relatif tinggi terutama ketika belum memasuki panen raya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bersama mitra kerja akan kembali melaksanakan pengadaan CPP ketika telah memasuki masa panen raya dan harga gabah di pasaran sesuai dengan HPP.
"Kami saat ini tetap melakukan penyerapan terhadap beras hasil panen petani, namun secara komersial sesuai dengan harga pasar," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya membeli beras kualitas premium tersebut dengan harga mulai dari Rp12.000 per kilogram.
Ia mengatakan sebagian beras kualitas premium tersebut langsung dijual secara komersial di pasaran dan sebagian disimpan di gudang Bulog Banyumas.
"Nanti kalau sudah memasuki panen raya dan harga gabah sesuai dengan HPP, kami akan kembali menyerap beras PSO (Public Service Obligation) sesuai penugasan yang diberikan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan CPP," kata Prawoko.
Baca juga: Bulog Banyumas pastikan stok beras dalam posisi aman selama kemarau