Kudus, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melalui Dinas Pertanian dan Pangan, memperbanyak pembangunan jalan usaha tani (JUT) sebagai upaya mempermudah akses petani memperluas jalur distribusi hasil pertaniannya.
"Program JUT sudah sering diadakan. Namun, karena untuk memperbanyak sebagai perhatian pemerintah terhadap petani tentunya ketika dananya cukup, akan ditambah lagi," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Agus Setiawan di Kudus, Jateng, Jumat.
Untuk tahun ini, kata dia, Dinas Pertanian dan Pangan Kudus menganggarkan Rp1,3 miliar untuk pembuatan JUT di delapan titik yakni di Desa Gondoharum, Pladen, Kajar, Temulus, Karangrowo, Kutuk, Garung Kidul, dan Sidorekso.
Ia mengungkapkan pembangunan JUT memang diprioritaskan untuk daerah yang sebelumnya sudah ada embrio jalan usaha tani, namun kondisinya belum memungkinkan untuk dilalui kendaraan, terutama saat musim penghujan.
Untuk jalan usaha tani yang sebelumnya sudah ada pengerasan jalan, maka bisa langsung dibangunkan JUT dengan pembetonan.
Sementara, jalan usaha tani yang konstruksi tanahnya belum rata, maka dilakukan pengerasan terlebih dahulu. Setelah itu, ke depannya bisa diusulkan kembali untuk dilakukan pembetonan.
Dari delapan titik pembangunan jalan usaha tani, enam titik di antaranya dikerjakan dengan pembetonan dengan panjang jalan berkisar 100-an meter. Sedangkan, dua titik lainnya dikerjakan dengan pengerasan dengan memberikan lapisan pasir dan kapur dan diratakan dengan mesin perata jalan dengan panjang jalan berkisar 300-an meter.
"Hampir mayoritas petani terbiasa menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan), sehingga sudah menjadi kebutuhan bagi para petani. Tentunya, mereka juga membutuhkan akses jalan yang memadai untuk lalu lintas pengangkutan alsintan seperti mesin pemotong padi atau combine harvester maupun mesin traktor," ujarnya.
Selain itu, kata dia, untuk pengangkutan hasil pertanian juga membutuhkan akses jalan yang memadai sehingga mobil pengangkut bisa langsung mendekati lokasi, ketimbang menggunakan tenaga angkut manusia yang biayanya lebih mahal.
Karena belum semua daerah tersedia akses jalan usaha tani yang memadai, maka para petani melalui gabungan kelompok tani (gapoktan) atau kelompok tani (poktan) untuk memetakan areal pertanian yang memang siap dibuatkan JUT.
Aan Setiawan, Kepala Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, mengaku bersyukur adanya program JUT karena akses jalannya juga menjadi lebih lancar dan bisa dilalui kendaraan roda empat.
"Tentunya, akses distribusi hasil pertanian para petani di Desa Garung Kidul juga lebih lancar. Mudah-mudahan bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena sejak belasan tahun baru tahun ini ada program pengecoran jalan," ujarnya.
Purnomo, Ketua Gapoktan Tani Makmur Desa Pladen juga berterima kasih dengan adanya pembangunan JUT karena memang dibutuhkan petani.
"Harapannya, tentu bisa tuntas karena di Desa Pladen masih ada lokasi lain yang membutuhkan JUT untuk kemudahan akses masuk alsintan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Semarang petakan lahan tidur untuk pertanian perkotaan