Kompetisi Inovasi Kabupaten Kudus hasilkan 38 karya
Kudus (ANTARA) - Penjabat Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan meminta inovasi hasil Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat Kabupaten Kudus tahun 2023 dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat.
"Hadirnya kompetisi ini, membuktikan bahwa Kudus selangkah lebih maju dalam upaya memberikan pelayanan publik yang lebih baik melalui inovasi yang dihadirkan. Namun, kemanfaatannya harus dibuktikan dalam pelayanan terhadap masyarakat," ujarnya saat penyerahan penghargaan terhadap pemenang kompetisi inovasi di Kudus, Selasa.
Menurut dia, hadirnya sejumlah inovasi dari berbagai organisasi perangkat kerja (OPD) sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
"Kami berharap tidak ada lagi permasalahan yang muncul seperti proses yang bertele-tele, lama, rumit, bahkan berbayar. Saya minta seluruh OPD dapat memiliki semangat dan gagasan dalam pelayanan," ujarnya.
Ia juga berharap, instansi pemerintah yang berhasil menjadi yang terbaik dalam menghasilkan inovasi bisa menular pada yang lain sehingga mendorong kemunculan iklim inovasi dalam pelayanan publik di Kudus.
Sementara itu, Ketua Tim Penyelenggara KIPP Kudus Mas'ut mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan KIPP tahun 2023 diikuti 38 hasil inovasi dari beberapa instansi pemerintahan, meliputi 15 badan/dinas, satu RSUD, tujuh kecamatan, 13 UPTD puskesmas, dan UPTD laboratorium kesehatan, serta dua SMP negeri.
Sementara inovasi terbaik, yakni Inovasi Simpan Budi (Sistem Perpanjangan Buku Mandiri) dengan inovator Ninik Mustikawati dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda), sedangkan terbaik kedua inovasi Siandung Esmaku (Sistem Anti Perundungan SMP 5 Kudus) dengan inovator Abdul Rochim, dan ketiga inovasi Permata Cintaku (Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Dan Anak Dengan Bahan Lokal Untuk Mencegah Stunting dan Wasting di Puskesmas Kaliwungu) dengan inovator Intan Nourma Meilawati dari UPTD Puskesmas Kaliwungu.
Tiga terbaik lainnya, yakni inovasi "Kawal Bides" (Kunjungan Wajib Lapor Ibu Hamil ke bidan Desa Setempat) dengan inovator Heni Kiswati dari UPTD Puskesmas Jekulo, kemudian inovasi "Centing Om Dikin" (Cegah Stunting Komprehensif Sedini Mungkin) dengan inovator Evinda Rachma Premeswari dari UPTD Puskesmas Mejobo, dan ketiga inovasi I-Klunting (Ikatan Kader Peduli Stunting Puskesmas Dersalam) dengan inovator Heni Priyanti dari UPTD Puskesmas Dersalam.
"Hadirnya kompetisi ini, membuktikan bahwa Kudus selangkah lebih maju dalam upaya memberikan pelayanan publik yang lebih baik melalui inovasi yang dihadirkan. Namun, kemanfaatannya harus dibuktikan dalam pelayanan terhadap masyarakat," ujarnya saat penyerahan penghargaan terhadap pemenang kompetisi inovasi di Kudus, Selasa.
Menurut dia, hadirnya sejumlah inovasi dari berbagai organisasi perangkat kerja (OPD) sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
"Kami berharap tidak ada lagi permasalahan yang muncul seperti proses yang bertele-tele, lama, rumit, bahkan berbayar. Saya minta seluruh OPD dapat memiliki semangat dan gagasan dalam pelayanan," ujarnya.
Ia juga berharap, instansi pemerintah yang berhasil menjadi yang terbaik dalam menghasilkan inovasi bisa menular pada yang lain sehingga mendorong kemunculan iklim inovasi dalam pelayanan publik di Kudus.
Sementara itu, Ketua Tim Penyelenggara KIPP Kudus Mas'ut mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan KIPP tahun 2023 diikuti 38 hasil inovasi dari beberapa instansi pemerintahan, meliputi 15 badan/dinas, satu RSUD, tujuh kecamatan, 13 UPTD puskesmas, dan UPTD laboratorium kesehatan, serta dua SMP negeri.
Sementara inovasi terbaik, yakni Inovasi Simpan Budi (Sistem Perpanjangan Buku Mandiri) dengan inovator Ninik Mustikawati dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda), sedangkan terbaik kedua inovasi Siandung Esmaku (Sistem Anti Perundungan SMP 5 Kudus) dengan inovator Abdul Rochim, dan ketiga inovasi Permata Cintaku (Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Dan Anak Dengan Bahan Lokal Untuk Mencegah Stunting dan Wasting di Puskesmas Kaliwungu) dengan inovator Intan Nourma Meilawati dari UPTD Puskesmas Kaliwungu.
Tiga terbaik lainnya, yakni inovasi "Kawal Bides" (Kunjungan Wajib Lapor Ibu Hamil ke bidan Desa Setempat) dengan inovator Heni Kiswati dari UPTD Puskesmas Jekulo, kemudian inovasi "Centing Om Dikin" (Cegah Stunting Komprehensif Sedini Mungkin) dengan inovator Evinda Rachma Premeswari dari UPTD Puskesmas Mejobo, dan ketiga inovasi I-Klunting (Ikatan Kader Peduli Stunting Puskesmas Dersalam) dengan inovator Heni Priyanti dari UPTD Puskesmas Dersalam.