Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Jawa Tengah untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada tanggal 27-29 Maret 2023 yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Berdasarkan prospek cuaca ekstrem yang dirilis BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang pada Minggu (26/3) malam, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang kadang disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jateng pada tanggal 27-29 Maret," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada hari Senin (27/3) meliputi Kota Salatiga, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Semarang,Temanggung, Wonosobo, Boyolali, Salatiga, Klaten, Karanganyar, Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, dan sekitarnya.
Sementara pada hari Selasa (28/3), cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Klaten, Karanganyar, Boyolali, Temanggung, Pekalongan, Semarang, Kabupaten/Kota Magelang, Kota Salatiga, dan sekitarnya.
Selanjutnya wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada hari Rabu (29/3) meliputi Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten/Kota Semarang, Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten/Kota Pekalongan, Kota Salatiga, Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Purworejo, Kebumen, Klaten, Sragen, Boyolali, Temanggung, Brebes, Pemalang, Batang, Kendal, Demak, Kudus, Pati, Jepara, Grobogan, dan sekitarnya.
"Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, faktor pemicu terjadinya potensi cuaca ekstrem, antara lain adanya pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jateng," jelas Teguh.
Selain itu, kata dia, hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Jateng dan labilitas udara yang cukup labil serta kelembapan udara yang cukup basah.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada tanggal 27-29 Maret yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, hujan es, serta angin kencang atau puting beliung terutama bagi yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.