"Dengan begitu, kita tidak impor pangan lagi, tiap jam, tiap hari, tiap bulan, bahkan tiap tahun penduduk dunia bertambah artinya bisnis pangan itu menguntungkan," katanya menghadiri Perkemahan Akhir Tahun Ajaran Cinta Alam Indonesia (CAI) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat.
Sunarna yang menjadi pembicara utama mengatakan Indonesia berada pada urutan ke-14 dari daftar negara yang bakal terkena resesi dunia.
"Saya mengutip Bloomberg, yang menempatkan negara kita pada antrean ke-14. Ini semua bisa kita hindari bila kita memiliki ketahanan pangan," ujarnya di depan ratusan peserta CAI di Bumi Perkemahan Giwing Serayu Barokah, Desa Karangrena, Kecamatan Maos.
Ia mencontohkan, saat pandemi COVID-19, hanya usaha pertanian yang selamat karena menurutnya dalam kondisi apapun, manusia membutuhkan makanan.
"Bahkan saat pandemi COVID-19 dan ekonomi memburuk, keluarga rela berhutang demi dapat membeli makanan," katanya pada acara yang dihelat oleh DPD LDII Kabupaten Cilacap itu.
Sunarna yang merupakan keluarga petani meyakini bisnis pertanian sangat menguntungkan.
"Anak muda bisa kaya raya dengan menggeluti pertanian. Dengan modal lahan, pengetahuan, dan pemasaran kita semua bisa menjadi pengusaha pertanian," ujarnya.
Dengan pertanian yang bertumpu dengan teknologi modern dan inovasi, serta pemasaran, lanjut dia, Indonesia bisa menjadi negara yang selamat dari krisis.
"Eropa dan banyak negara saat ini kesulitan, meskipun mereka punya uang tapi kalau tidak ada pangan, ya percuma," katanya.
Dirinya mendukung perhelatan CAI sebab profesionalisme harus diimbangi dengan spiritual dan dia melihat LDII sangat fokus dalam membangun karakter generasi muda.
Untuk membantu program penghijauan dan ketahanan pangan yang dicanangkan LDII, ia membantu 1.000 bibit pohon jambu, mangga, dan alpukat.
Tanaman buah itu akan dibagikan kepada warga, dan ditanam di sepanjang bantaran Sungai Serayu yang mengalami abrasi.
Sementara itu, di tempat terpisah, Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistyono menyambut baik bantuan tersebut sebab menurutnya, organisasi kemasyarakatan mempunyai kapasitas dalam mencari solusi permasalahan bangsa, dalam konsep masyarakat madani.
"Namun ormas tidak punya otoritas sebagaimana parpol, DPR, dan pemerintah. Untuk itu perlu sinergi parpol dan ormas. Parpol menangkap aspirasi rakyat yang kemudian dijadikan aturan, yang jadi acuan pemerintah dalam menjalankan negara," ujar Singgih yang juga Ketua DPW LDII Jawa Tengah.
Ia berharap sinergi wakil rakyat di Komisi IV DPR RI dengan LDII, mampu menyukseskan program ketahanan pangan dan lingkungan.
Dua program tersebut merupakan bagian dari delapan bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa yang meliputi kebangsaan, dakwah agama, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan, pemanfaatan teknologi 4.0, dan energi baru terbarukan.