Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mengenjot indeks pembangunan manusia lewat pemberian dukungan penuh dalam pelaksanaan Program JKN-KIS dan salah satu terobosan yang diusung yakni pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan bagi SDM Puskesmas secara daring.
"Pelatihan itu semata-mata ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Puskesmas di Semarang sendiri sebelumnya memiliki 5G, tetapi sekarang sudah 7G yakni Gak antre, Go cashless, Gratis, Gak repot, Gesit, Gak lemot dan Gemati. Dengan tujuh tagline ini mudah-mudahan akan memperbaiki mutu layanan kesehatan yang ada di Kota Semarang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch. Abdul Hakam.
Hakam menyatakan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab dari Dinas Kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan, katanya, merupakan salah satu hal pokok yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang dan untuk meningkatkan semangat sinergi antarinstansi, Pemerintah Kota Semarang melakukan peningkatan kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi pendidikan dan kesehatan.
Selain peningkatan mutu layanan kuratif, hal yang menjadi konsentrasi Hakam adalah upaya promotif dan preventif terhadap kasus penyakit tidak menular melalui Program Lawang Sewu, alias Layanan Warga Semarang Setiap Waktu, melalui program tersebut Pemerintah Kota Semarang memetakan daerah yang warganya berpotensi diabetes meiltus dan hipertensi.
“Rekan-rekan di Puskesmas akan melakukan skrining bagi remaja di bawah usia 18 tahun dengan pengecekan indeks masa tubuh secara langsung dan BPJS Kesehatan melalui fitur skrining riwayat kesehatan di Mobile JKN,” tambah Hakam.
Hakam berpesan kepada generasi muda di Kota Semarang untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat karena menurut WHO penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak menular langsung dari satu orang ke orang lain.
Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat ini mulai bergeser dari penyakit menular menjadi ke arah penyakit tidak menular, penyebab kematian utama penduduk semua golongan umur pada saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti stroke, hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit jantung dan pernapasan kronik.
“Mereka boleh makan apa saja, namun perlu adanya usaha untuk perbaiki life style, mengingat itu merupakan kunci pengelolaan kesehatan sejak dini,” kata Hakam.
Berita Terkait
BPJAMSOSTEK dorong PLKK tingkatkan kualitas pelayanan terhadap peserta
Sabtu, 27 April 2024 9:59 Wib
Dewi Aryani sosialisasikan Program BPJAMSOSTEK ke pekerja sektor informal
Sabtu, 27 April 2024 9:33 Wib
BPJS Kesehatan percepat JKN, tunjuk tiga desa Pesiar di Demak
Jumat, 26 April 2024 15:43 Wib
BPJS Ketenagakerjaan Semarang Pemuda gelar employee volunteering
Jumat, 26 April 2024 14:03 Wib
ARIP bantu perhitungan iuran JKN PPU penyelenggara negara
Kamis, 25 April 2024 16:19 Wib
BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit lakukan employee volunteering
Rabu, 24 April 2024 20:27 Wib
Pemkab Banyumas upayakan seluruh pekerja dilindungi Jamsostek
Rabu, 24 April 2024 13:13 Wib
Maksimalkan akses layanan kesehatan, BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan hitung kecukupan Faskes
Selasa, 23 April 2024 14:30 Wib