Solo, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah mendorong para guru untuk terus meningkatkan kompetensi diri agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati di sela penganugerahan Lomba Literasi Guru Inovatif di Pendhapi Gedhe Balai Kota Surakarta, Kamis mengatakan tantangan guru di masa pandemi COVID-19 ini salah satunya harus menguasai teknologi informasi.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh platform digital yang bergerak di bidang pendidikan Hafecs dan Guru Inovatif tersebut.
"Dengan program dari Hafecs dan Guru Inovatif ini kami terbantu karena guru tidak lagi hanya mengajar dengan 'teks books' tetapi juga bisa mengembangkan dengan metode pembelajaran yang melibatkan IT," katanya.
Chief Business and Inovation Guru Inovatif William Rahadi mengatakan kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan guru tetapi juga siswa. Ia mengatakan pada kegiatan tersebut para guru dan siswa dari wilayah Soloraya dijaring untuk memperoleh pembekalan dan pemantauan selama dua bulan untuk diukur kualitas pendidikannya.
Menurut dia, kerja sama tersebut dimulai dengan Pemerintah Kota Surakarta baru kemudian dilanjutkan ke beberapa daerah lain di wilayah Soloraya.
Ia mencatat ada 3.212 guru dan 12.300 murid yang dilibatkan. Sebelum mengikuti program tersebut, dikatakannya, dilakukan pretest dan test untuk mengetahui angka literasi dan numerasi guru dan murid. Selanjutnya, mereka memperoleh pembekalan dan pelatihan.
"Baru kemudian kami tes lagi apakah ada perubahan cara mengajar guru dan cara pembelajaran murid," katanya.
Ia mengatakan setelah pembekalan tersebut diketahui ada peningkatan cara mengajar guru dan pembelajaran murid.
"Dari sisi guru ada peningkatan kualitas 20 persen dalam metode pembelajarannya. Sebelum mendapat pembelajaran angkanya berada di posisi 60, setelah mendapat pembekalan menjadi 80. Begitu juga murid yang awalnya hanya berada di posisi 50, meningkat menjadi 68," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Hafecs Zulfikar Alimudin mengatakan saat ini yang menjadi masalah utama dalam pendidikan yakni metode guru dalam mengajar.
"Sebenarnya kami sudah mengembangkan konsep ini tetapi setelah pandemi kami mengembangkan platform digital yang bisa diterima masyarakat. Makanya kami membuat program literasi semacam ini," katanya.
Ia berharap melalui pembekalan dan pelatihan tersebut cara mengajar guru tidak lagi monoton dengan ceramah di depan siswa tetapi juga menularkan cara belajar yang baik.
"Anak-anak tidak hanya diceramahi tetapi juga diberikan contoh cara belajar yang baik. Kami harap dalam lima tahun ke depan ada perubahan sistem pendidikan di sekolah dan anak-anak bisa merasakan perbedaannya," katanya.