Dukung Project Revamping TDHT sesuai Standard K3, Pertamina bentuk tim khusus
Semarang (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap menerjunkan tim khusus untuk mendukung pembenahan Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) di Unit 018 Fuel Oil Complex (FOC) II yang bertugas memantau dan memastikan project sejak 5 November – 10 Desember 2021 berlangsung aman sesuai standar keselamatan.
Tim yang dibentuk oleh fungsi Optimization Performance Improvement (OPI) ini dibagi dua yakni Observer dan Health & Safety Education Car. Tim Observer terdiri dari perwira gabungan berbagai fungsi ke area kerja untuk memantau kegiatan Tool Box Meeting (TBM), sedangkan Health & Safety Education Car bertugas mengedukasi dan mengingatkan keselamatan maupun kesehatan dalam bekerja, mengelilingi area TDHT dengan kendaraan yang dimodifikasi sedemikian rupa dan memiliki ijin khusus.
Area Manager Communication, Relations, & CSR RU IV PT KPI Cecep Supriyatna menyatakan pembentukan tim tersebut sebagai wujud harmonisasi antar fungsi di Pertamina terhadap kegiatan Turn Arround (TA). Adapun fungsi yang terlibat di antaranya OPI, HSSSE, serta Communication & Relations (Commrel).
"Ini improvement kami untuk menjunjung tinggi aspek K3 supaya para pekerja baik kontraktor, mitra kerja maupun perwira Pertamina terbiasa berperilaku aman, dan termotivasi untuk bekerja juga secara aman," jelasnya.
Senada Manager HSSE RU IV - PT KPI Unit Cilacap, Hartanto menjelaskan ‘Safety is Our Priority’ menjadi tagline yang selalu digaungkan di Pertamina serta membudayakan TBM sebelum pekerjaan dimulai.
"TBM harus memuat unsur review pekerjaan sebelumnya, rencana kerja dan pembagian tugas, kendala serta prosedur kerja. Yang terpenting adalah mengingatkan kembali seluruh pekerja mengenai Kesehatan dan Keselatan Kerja (K3)," katanya.
TBM sendiri, lanjutnya merupakan proses internalisasi atau proses pembentukan budaya K3 (Safety Culture). Tujuannya agar setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan wajib memperhatikan aspek K3.
"Aspek ini harus terus diingatkan dan diutamakan dalam membuat perencanaan maupun pekerjaan, meliputi alat pelindung diri (APD), pemasangan rambu-rambu K3, hingga metode pelaksanaan pekerjaan," kata Hartanto.
Kegiatan TBM melibatkan supervisor, safety officer, serta seluruh pekerja yang terlibat dalam pekerjaan TA.
"Budaya kerja aman di Pertamina tidak hanya bagi pekerja, namun tanggung jawab semua pihak. Sebagai apresiasi perusahaan juga memberikan reward baik perorangan maupun mewakili perusahaan atau kontraktror yang konsisten menerapkan HSSE," tutup Hartanto.
Tim yang dibentuk oleh fungsi Optimization Performance Improvement (OPI) ini dibagi dua yakni Observer dan Health & Safety Education Car. Tim Observer terdiri dari perwira gabungan berbagai fungsi ke area kerja untuk memantau kegiatan Tool Box Meeting (TBM), sedangkan Health & Safety Education Car bertugas mengedukasi dan mengingatkan keselamatan maupun kesehatan dalam bekerja, mengelilingi area TDHT dengan kendaraan yang dimodifikasi sedemikian rupa dan memiliki ijin khusus.
Area Manager Communication, Relations, & CSR RU IV PT KPI Cecep Supriyatna menyatakan pembentukan tim tersebut sebagai wujud harmonisasi antar fungsi di Pertamina terhadap kegiatan Turn Arround (TA). Adapun fungsi yang terlibat di antaranya OPI, HSSSE, serta Communication & Relations (Commrel).
"Ini improvement kami untuk menjunjung tinggi aspek K3 supaya para pekerja baik kontraktor, mitra kerja maupun perwira Pertamina terbiasa berperilaku aman, dan termotivasi untuk bekerja juga secara aman," jelasnya.
Senada Manager HSSE RU IV - PT KPI Unit Cilacap, Hartanto menjelaskan ‘Safety is Our Priority’ menjadi tagline yang selalu digaungkan di Pertamina serta membudayakan TBM sebelum pekerjaan dimulai.
"TBM harus memuat unsur review pekerjaan sebelumnya, rencana kerja dan pembagian tugas, kendala serta prosedur kerja. Yang terpenting adalah mengingatkan kembali seluruh pekerja mengenai Kesehatan dan Keselatan Kerja (K3)," katanya.
TBM sendiri, lanjutnya merupakan proses internalisasi atau proses pembentukan budaya K3 (Safety Culture). Tujuannya agar setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan wajib memperhatikan aspek K3.
"Aspek ini harus terus diingatkan dan diutamakan dalam membuat perencanaan maupun pekerjaan, meliputi alat pelindung diri (APD), pemasangan rambu-rambu K3, hingga metode pelaksanaan pekerjaan," kata Hartanto.
Kegiatan TBM melibatkan supervisor, safety officer, serta seluruh pekerja yang terlibat dalam pekerjaan TA.
"Budaya kerja aman di Pertamina tidak hanya bagi pekerja, namun tanggung jawab semua pihak. Sebagai apresiasi perusahaan juga memberikan reward baik perorangan maupun mewakili perusahaan atau kontraktror yang konsisten menerapkan HSSE," tutup Hartanto.