Padat Karya Tunai di Kota Magelang serap 500 pekerja
Magelang (ANTARA) - Program Padat Karya Tunai di Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah menyerap 500 pekerja dari kalangan warga yang selama ini terdampak pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Magelang Handini Rahayu di Magelang, Jumat, mengatakan mereka berasal dari sejumlah kelurahan, seperti Jurangombo Utara, Magersari, Tidar Selatan, Kedungsari, Wates, Panjang, Magelang, Kemirijo, Cacaban, dan Gelangan.
Program yang diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu, di daerah setempat berlangsung selama dua bulan ke depan dengan setiap pekerja mendapatkan upah Rp70.000 per hari. Pemerintah menggelontorkan dana Rp3 miliar atau Rp300 juta per kelurahan untuk program tersebut pada tahun ini dengan kegiatan, antara lain peningkatan infrastruktur pemukiman yang mulai turun kualitasnya.
"Program ini sekaligus mendukung upaya mewujudkan Kota Magelang Tanpa Kumuh (Kotaku) Tahun 2024 sesuai dengan temanya CFW (Cash For Work), yakni 'Infrastruktur Terawat, Ekonomi Terangkat'," katanya saat peluncuran Program Padat Karya Tunai di Kampung Meteseh, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah.
Pada peluncuran kegiatan di Pendopo Mantyasih Kampung Meteseh itu, hadir antara lain Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, Wakil Wali Kota Magelang M. Mansyur, Sekda Kota Magelang Joko Budiyono, dan pengurus lembaga kemasyarakatan di daerah setempat. Kampung Meteseh sebagai cikal bakal kelahiran Kota Magelang. Pada 11 April 2021, Kota Magelang memperingati hari jadi ke-1.115.
"Di kampung ini masih terdapat sekitar 10 hektare kawasan kumuh. Meski kawasan kumuh kategori ringan tapi perlu diperhatikan, maka kita perlu dukungan semua pihak untuk menyukseskan program CFW ini," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyatakan kegiatan itu upaya pemerintah merawat dan meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya yang terdampak COVID-19.
"Ini upaya pemerintah agar yang terdampak COVID-19 tidak semakin tertekan. CFW diharapkan juga bisa menuntaskan kekumuhan di Kota Magelang yang masih 10 persen, saya ingin 2021 selesai, tidak 2024," katanya.
Ia juga mengemukakan pentingnya kerja sama semua unsur, termasuk organisasi perangkat daerah, untuk mendukung sukses dan lancar pelaksanaan program pemerintah guna kemajuan daerah setempat.
Selain bermanfaat untuk mengatasi kemiskinan, ujar dia, program tersebut perlu berkelanjutan dan berkesinambungan dengan program yang lain.
"Agar para tenaga kerja ini bisa terus bekerja setelah program CFW selesai. Jangan sekadarnya saja, apalagi ini di tempat awal Kota Magelag terbangun, kita bangkitkan sejarah, kita harus berubah menuju lebih baik," katanya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Magelang Handini Rahayu di Magelang, Jumat, mengatakan mereka berasal dari sejumlah kelurahan, seperti Jurangombo Utara, Magersari, Tidar Selatan, Kedungsari, Wates, Panjang, Magelang, Kemirijo, Cacaban, dan Gelangan.
Program yang diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu, di daerah setempat berlangsung selama dua bulan ke depan dengan setiap pekerja mendapatkan upah Rp70.000 per hari. Pemerintah menggelontorkan dana Rp3 miliar atau Rp300 juta per kelurahan untuk program tersebut pada tahun ini dengan kegiatan, antara lain peningkatan infrastruktur pemukiman yang mulai turun kualitasnya.
"Program ini sekaligus mendukung upaya mewujudkan Kota Magelang Tanpa Kumuh (Kotaku) Tahun 2024 sesuai dengan temanya CFW (Cash For Work), yakni 'Infrastruktur Terawat, Ekonomi Terangkat'," katanya saat peluncuran Program Padat Karya Tunai di Kampung Meteseh, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah.
Pada peluncuran kegiatan di Pendopo Mantyasih Kampung Meteseh itu, hadir antara lain Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, Wakil Wali Kota Magelang M. Mansyur, Sekda Kota Magelang Joko Budiyono, dan pengurus lembaga kemasyarakatan di daerah setempat. Kampung Meteseh sebagai cikal bakal kelahiran Kota Magelang. Pada 11 April 2021, Kota Magelang memperingati hari jadi ke-1.115.
"Di kampung ini masih terdapat sekitar 10 hektare kawasan kumuh. Meski kawasan kumuh kategori ringan tapi perlu diperhatikan, maka kita perlu dukungan semua pihak untuk menyukseskan program CFW ini," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyatakan kegiatan itu upaya pemerintah merawat dan meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya yang terdampak COVID-19.
"Ini upaya pemerintah agar yang terdampak COVID-19 tidak semakin tertekan. CFW diharapkan juga bisa menuntaskan kekumuhan di Kota Magelang yang masih 10 persen, saya ingin 2021 selesai, tidak 2024," katanya.
Ia juga mengemukakan pentingnya kerja sama semua unsur, termasuk organisasi perangkat daerah, untuk mendukung sukses dan lancar pelaksanaan program pemerintah guna kemajuan daerah setempat.
Selain bermanfaat untuk mengatasi kemiskinan, ujar dia, program tersebut perlu berkelanjutan dan berkesinambungan dengan program yang lain.
"Agar para tenaga kerja ini bisa terus bekerja setelah program CFW selesai. Jangan sekadarnya saja, apalagi ini di tempat awal Kota Magelag terbangun, kita bangkitkan sejarah, kita harus berubah menuju lebih baik," katanya.