Polisi kembali tangkap dua orang terkait kelompok intoleran di Solo
Solo (ANTARA) - Kepala Polda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menegaskan polisi kembali menangkap dua orang yang diduga terlibat kasus kelompok intoleran di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng.
Dua orang terkait kasus kelompok intoleran tersebut inisial N dan A warga Solo, sehingga semuanya menjadi tujuh orang yang ditangkap, kata Kapolda saat memberikan keterangan perkembangan penanganan kasus kelompok intoleran di Mapolresta Surakarta, Kamis.
Menurut Kapolda, sebelumnya ada lima orang yang diamankan, dan empat di antaranya sudah tersangka. Satu lagi dinaikkan statusnya menjadi tersangka sehingga sekarang ada lima tersangka. Sedangkan dua yang baru ditangkap masih didalami keterlibatannya.
Baca juga: Ganjar minta warga Solo diajak komunikasi pasca-aksi intoleran
Kapolda mengatakan polisi hingga sekarang sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 35 saksi dari masyarakat yang melihat, dan mendengar saat kejadian kasus anarki oleh sekelompok intoleran, di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng.
Kapolda menegaskan negara tidak boleh kalah oleh kelompok intoleran, radikal atau aksi premanisme yang terjadi di wilayah hukum Polda Jateng.
Oleh karena itu, Kapolda mengimbau para pelaku kelompok intoleran untuk segera menyerahkan diri untuk proses hukum.
"Kami imbau untuk penyerahkan diri atau kami tangkap untuk proses hukum. Langit runtuh hukum tetap kami tegakan di wilayah hukum Polda Jateng," kata Kapolda.
Kapolda mengatakan masyarakat khususnya yang nantinya barang kali mempunyai informasi yang sangat berharga untuk kepolisian segera disampaikan kepada aparat keamanan yakni Polri.
"Hal ini, sampai kapanpun kami melaksanakan penegakaan hukum terkait potensi konflik yang terjadi di wilayah Pasar Kliwon Solo," katanya.
Menurut Kapolda, dua orang yakni N dan A ini, warga di kawasan Pasar Kliwon Solo, dan perannya dalam kasus kekerasan oleh sekelompok intoleran itu, masih didalami oleh penyidik.
"Tersangka ada lima karena satu sudah dinaikan statusnya menjadi tersangka dan dua yang baru masih didalami. Kami tidak pandang bulu dari mana, di hadapan kelompok hukum semua sama," kata Kapolda.
Sebelumnya, Polres Kota Surakarta 'diback up' Polda Jawa Tengah dan Mabes Polri telah menetapkan empat orang menjadi tersangka dari lima yang diamankan, diduga terlibat kasus anarki oleh sekelompok intoleran, di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng.
Menurut Kepala Polda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi polisi dalam perkembangan kasus kelompok intoleran telah mengamankan sebanyak lima pelaku pengeroyokan, penganiayaan, dan perusakan, di Kampung Metodranan Semanggi, Solo.
"Kami sudah mengamankan lima orang yang diduga terlibat melakukan pengeroyokan, penganiayaan, dan perusakan, yakni dengan inisial BD, MM, MS, ML, dan RN, " kata Kapolda.
Baca juga: Polresta Surakarta siap tindak tegas aksi intoleran dan premanisme
Baca juga: Warga Solo kecam keras tindakan anarki kelompok intoleran
Dua orang terkait kasus kelompok intoleran tersebut inisial N dan A warga Solo, sehingga semuanya menjadi tujuh orang yang ditangkap, kata Kapolda saat memberikan keterangan perkembangan penanganan kasus kelompok intoleran di Mapolresta Surakarta, Kamis.
Menurut Kapolda, sebelumnya ada lima orang yang diamankan, dan empat di antaranya sudah tersangka. Satu lagi dinaikkan statusnya menjadi tersangka sehingga sekarang ada lima tersangka. Sedangkan dua yang baru ditangkap masih didalami keterlibatannya.
Baca juga: Ganjar minta warga Solo diajak komunikasi pasca-aksi intoleran
Kapolda mengatakan polisi hingga sekarang sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 35 saksi dari masyarakat yang melihat, dan mendengar saat kejadian kasus anarki oleh sekelompok intoleran, di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng.
Kapolda menegaskan negara tidak boleh kalah oleh kelompok intoleran, radikal atau aksi premanisme yang terjadi di wilayah hukum Polda Jateng.
Oleh karena itu, Kapolda mengimbau para pelaku kelompok intoleran untuk segera menyerahkan diri untuk proses hukum.
"Kami imbau untuk penyerahkan diri atau kami tangkap untuk proses hukum. Langit runtuh hukum tetap kami tegakan di wilayah hukum Polda Jateng," kata Kapolda.
Kapolda mengatakan masyarakat khususnya yang nantinya barang kali mempunyai informasi yang sangat berharga untuk kepolisian segera disampaikan kepada aparat keamanan yakni Polri.
"Hal ini, sampai kapanpun kami melaksanakan penegakaan hukum terkait potensi konflik yang terjadi di wilayah Pasar Kliwon Solo," katanya.
Menurut Kapolda, dua orang yakni N dan A ini, warga di kawasan Pasar Kliwon Solo, dan perannya dalam kasus kekerasan oleh sekelompok intoleran itu, masih didalami oleh penyidik.
"Tersangka ada lima karena satu sudah dinaikan statusnya menjadi tersangka dan dua yang baru masih didalami. Kami tidak pandang bulu dari mana, di hadapan kelompok hukum semua sama," kata Kapolda.
Sebelumnya, Polres Kota Surakarta 'diback up' Polda Jawa Tengah dan Mabes Polri telah menetapkan empat orang menjadi tersangka dari lima yang diamankan, diduga terlibat kasus anarki oleh sekelompok intoleran, di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng.
Menurut Kepala Polda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi polisi dalam perkembangan kasus kelompok intoleran telah mengamankan sebanyak lima pelaku pengeroyokan, penganiayaan, dan perusakan, di Kampung Metodranan Semanggi, Solo.
"Kami sudah mengamankan lima orang yang diduga terlibat melakukan pengeroyokan, penganiayaan, dan perusakan, yakni dengan inisial BD, MM, MS, ML, dan RN, " kata Kapolda.
Baca juga: Polresta Surakarta siap tindak tegas aksi intoleran dan premanisme
Baca juga: Warga Solo kecam keras tindakan anarki kelompok intoleran