"Tidak adanya kasus COVID-19 belum menjadi patokan agar penerapan normal baru segera dilakukan, ini mesti saya sampaikan, kalau ada mau normal baru itu bukan hari ini nol terus normal baru. Minimal 14 hari konsisten apa tidak, kita tunggu selama masa itu. Kalau konsisten boleh, lebih ideal lagi kita tunggu sebulan," katanya di Semarang, Jumat.
Ganjar mengaku senang jika di suatu daerah tidak ada kasus positif COVID-19 dan tidak mempermasalahkan adanya perayaan terkait prestasi itu.
"Tapi ojo kesusu (jangan buru-buru), saya khawatir normal baru itu diterjemahkan seperti kejadian tidak ada COVID. Saya saja tadi 'ngecek', Pasar Mangkang Semarang, contohnya, di sana ya suasananya sama saja seperti tidak terjadi apa-apa, ini kan bahaya," ujarnya.
Ganjar membenarkan bahwa ada daerah-daerah yang mengalami penurunan jumlah kasus COVID-19, seperti Kabupaten Kebumen, Kota Tegal, dan Kabupaten Rembang.
"Tapi kalau bisa tidak hanya melandai, melainkan sampai melantai dan ini harus konsisten selama 14 hari tidak ada penambahan. Kalau itu terjadi, 'monggo' saja," katanya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi deklarasi penerapan normal baru oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen karena tidak adanya kasus positif COVID-19 di daerah tersebut pada Kamis (11/6).
Pada deklarasi tersebut, juga diwarnai aksi sujud syukur dan potong rambut gundul Bupati Kebumen Yazid Mahfudz serta sejumlah pejabat lainnya.
Lebih lanjut, Ganjar mengaku sudah berkomunikasi dengan Bupati Kebumen dan mengucapkan selamat akan ikhtiar penanganan COVID-19 yang sangat keras.
Ganjar meminta hati-hati karena masih ada peluang untuk terjadinya kasus positif COVID-19. "Kecuali sekarang nol, kemudian daerah itu dikunci, maka akan aman. Kebumen itu kan daerah yang dilalui banyak transportasi, ada banyak orang datang dan keluar. Jadi saya minta hati-hati," ujarnya.
Baca juga: DPRD Batang pertanyakan kesiapan pemkab terapkan normal baru