Batang (ANTARA) - Bupati Batang, Wihaji menyatakan bahwa dirinya telah menyiapkan rumah dinas bupati sebagai kamar isolasi bagi pasien dalam pengawasan (PDP) yang diduga tertular COVID-19.
"Saya persilakan rumdin jabatan bupati dapat dijadikan rumah sakit darurat virus COVID-19 karena ada informasi warga menolak kamar isolasi pasien virus corona ditempatkan di Mess Persibat," katanya di Batang, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan, sebenarnya kondisi ruang maupun bangunan Mess Persibat sangat representatif untuk dijadikan sebagai rumah sakit darurat pasien virus corona karena selain fasilitasnya memenuhi juga representatif.
Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan kepala daerah lebih tegas cegah warga mudik
"Oleh karena, kami mohon rasa solidaritas dan kemanusiaanya untuk bisa menolong sesama umat. Kendati demikian, apabila ditolak maka kami menyiapkan rumdin untuk kamar isolasi pasien virus corona," katanya.
Menurut dia, pemkab sudah menghitung anggaran kebutuhan untuk fasilitasnya mulai bad pasien dan alat kesehatan (alkes) lainnya yang mencapai sekitar Rp15 miliar.
"Kita sudah hitung kebutuhan alkesnya sampai Rp15 miliar apabila memang terjadi darurat luar biasa dan terpaksa sekali. Kami persilakan rumah dinas jabatan bupati bisa digunakan menjadi kamar isolasi pasien positif virus corona," katanya.
Ia mengatakan dirinya siap mengontrak rumah warga apabila rumdin jabatan bupati dijadikan kamar isolasi pasien positif virus corona karena hal ini demi keselamatan masyarakat setempat.
"Nanti saya ngontrak rumah saja, ini demi keselamatan rakyat Kabupaten Batang kerena keselamatan rakyat lebih utama," pungkasnya.
Baca juga: Komnas HAM usul penerbitan perpu tanggulangi COVID-19
Baca juga: 13 KA di Daop Semarang dihentikan sementara antisipasi penyebaran Covid-19