Kota Magelang masih hadapi tantangan penyediaan air minum
Magelang (ANTARA) - Kota Magelang hingga saat ini masih menghadapi tantangan penyediaan air minum untuk pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.
"Pemkot Magelang berupaya mendukung pencapaian ketersediaan akses air minum dan sanitasi yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat," katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina pada "Temu Warga Magelang Tindakan Sadar Bersanitasi Air Minum (Tembang Tidar) bersama Moncer Serius" di Kelurahan Panjang, Kota Magelang, Rabu.
Ia menyebut sejumlah tantangan tersebut, antara lain tentang cakupan akses air minum pada 2019 yang sebesar 94,64 persen, PDAM Kota Magelang masih memiliki angka kehilangan air lebih dari 30 persen sehingga sebagian perlu dilakukan perbaikan atau penggantian jaringan perpipaan dan penambahan kapasitas produksi Sistem Penyediaan Air Minum.
Selain itu, katanya, terkait dengan pelayanan sanitasi, yaitu cakupan akses sanitasi pada 2019 yang masih 97 persen.
Ia menjelaskan cakupan itu belum dapat dipastikan berapa persen yang merupakan sanitasi layak dan aman menurut standar Sustainable Development Goals (SDGs).
Selain itu, katanya, meski Kota Magelang memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), pengelolaannya belum optimal.
Oleh karena itu, pemkot terus berupaya memperbaiki berbagai sarana dan prasarana, utamanya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam penyediaan air minum, sanitasi, dan perbaikan perilaku higiene.
Baca juga: Wujudkan sanitasi bersih dan sehat, ini yang dilakukan Pemkot Magelang
Pemkot juga menggandeng kemitraan dengan berbagai pihak, yakni Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene-Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS), Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), dunia usaha, seperti kredit sanitasi di Bank Magelang, berbagai organisasi masyarakat, serta dengan Forum CSR (Corporate Social Responsibility).
Sejak dua tahun terakhir, Pemkot Magelang bekerja sama dengan IUWASH PLUS Regional Jawa Tengah mengupayakan kemudahan akses air bersih dan sanitasi di daerah itu, dengan salah satu kegiatannya membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Kota Magelang.
Tim itu beranggotakan masyarakat yang sukarela melakukan kemitraan, pendataan, pemetaan, dan pemicuan partisipatif bersama dengan OPD terkait, tentang permasalahan air minum, sanitasi, dan perilaku higiene.
Tim mengevaluasi data yang telah didapat serta melakukan rembug warga dalam memecahkan permasalahan tersebut untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, indah, sehat, dan nyaman.
Ia menyebut Tim Monitoring dan Evaluasi Partisipasif Masyarakat salah satu contoh konkret keterlibatan masyarakat dalam pembangunan air minum, sanitasi, dan perilaku higiene.
"Harapannya dalam 'stakeholders meeting' ini dapat meningkatkan motivasi bagi tim untuk menjadi bagian dari solusi yang berkaitan dengan masalah akses air minum, sanitasi, dan perilaku higiene," kata dia.
Baca juga: Telaah - Air bersih mengaliri Kota Magelang sejak dahulu
Manager IUWASH PLUS Regional Jawa Tengah Jefri Budiman mengutarakan pelaksanaan "Tembang Tidar Bersama Moncer Serius" itu wujud kegiatan monitor-evaluasi partisipatif terkait dengan kegiatan di empat kelurahan, yakni Panjang, Rejowinangun Utara, Gelangan, dan Tidar Utara.
“Monev kita bersifat partisipatif dengan melibatkan masyarakat. Hasilnya dipaparkan di kegiatan ini agar dapat diketahui oleh masyarakat luas,” tuturnya.
Dia mengutarakan masalah air minum dan sanitasi tak akan terselesaikan kalau hanya menjadi beban pemerintah, tetapi peran serta masyarakat diperlukan dan sebagai hal penting untuk menyukseskannya.
“Program IUWASH Plus akan berakhir tahun 2021 nanti. Artinya, mulai dari saat ini diharapkan Pemkot Magelang bisa melakukan penyelesaian masalah air minum dan sanitasi itu dengan mandiri,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, termasuk masalah pendanaan, terkait dengan pelayanan air minum, sanitasi, dan perilaku higiene.
Oleh karena itu, ia berharap, masyarakat dapat berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
“Tidak mungkin dana akan ditanggung pemerintah terus, maka diharap swadaya masyarakat juga turut membantu, terutama dari mereka yang mampu. Mari kita bersama-sama mengatasi masalah sanitasi dan air minum ini,” katanya. (hms)
Baca juga: Tingkatkan layanan air bersih, PDAM Kota Magelang didukung Amerika-Swiss
Baca juga: PDAM Kota Magelang Nomine Perpamsi Award 2017
Baca juga: Wali Kota Minta PDAM Antisipasi Gangguan Layanan Air Bersih
"Pemkot Magelang berupaya mendukung pencapaian ketersediaan akses air minum dan sanitasi yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat," katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina pada "Temu Warga Magelang Tindakan Sadar Bersanitasi Air Minum (Tembang Tidar) bersama Moncer Serius" di Kelurahan Panjang, Kota Magelang, Rabu.
Ia menyebut sejumlah tantangan tersebut, antara lain tentang cakupan akses air minum pada 2019 yang sebesar 94,64 persen, PDAM Kota Magelang masih memiliki angka kehilangan air lebih dari 30 persen sehingga sebagian perlu dilakukan perbaikan atau penggantian jaringan perpipaan dan penambahan kapasitas produksi Sistem Penyediaan Air Minum.
Selain itu, katanya, terkait dengan pelayanan sanitasi, yaitu cakupan akses sanitasi pada 2019 yang masih 97 persen.
Ia menjelaskan cakupan itu belum dapat dipastikan berapa persen yang merupakan sanitasi layak dan aman menurut standar Sustainable Development Goals (SDGs).
Selain itu, katanya, meski Kota Magelang memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), pengelolaannya belum optimal.
Oleh karena itu, pemkot terus berupaya memperbaiki berbagai sarana dan prasarana, utamanya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam penyediaan air minum, sanitasi, dan perbaikan perilaku higiene.
Baca juga: Wujudkan sanitasi bersih dan sehat, ini yang dilakukan Pemkot Magelang
Pemkot juga menggandeng kemitraan dengan berbagai pihak, yakni Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene-Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS), Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), dunia usaha, seperti kredit sanitasi di Bank Magelang, berbagai organisasi masyarakat, serta dengan Forum CSR (Corporate Social Responsibility).
Sejak dua tahun terakhir, Pemkot Magelang bekerja sama dengan IUWASH PLUS Regional Jawa Tengah mengupayakan kemudahan akses air bersih dan sanitasi di daerah itu, dengan salah satu kegiatannya membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Kota Magelang.
Tim itu beranggotakan masyarakat yang sukarela melakukan kemitraan, pendataan, pemetaan, dan pemicuan partisipatif bersama dengan OPD terkait, tentang permasalahan air minum, sanitasi, dan perilaku higiene.
Tim mengevaluasi data yang telah didapat serta melakukan rembug warga dalam memecahkan permasalahan tersebut untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, indah, sehat, dan nyaman.
Ia menyebut Tim Monitoring dan Evaluasi Partisipasif Masyarakat salah satu contoh konkret keterlibatan masyarakat dalam pembangunan air minum, sanitasi, dan perilaku higiene.
"Harapannya dalam 'stakeholders meeting' ini dapat meningkatkan motivasi bagi tim untuk menjadi bagian dari solusi yang berkaitan dengan masalah akses air minum, sanitasi, dan perilaku higiene," kata dia.
Baca juga: Telaah - Air bersih mengaliri Kota Magelang sejak dahulu
Manager IUWASH PLUS Regional Jawa Tengah Jefri Budiman mengutarakan pelaksanaan "Tembang Tidar Bersama Moncer Serius" itu wujud kegiatan monitor-evaluasi partisipatif terkait dengan kegiatan di empat kelurahan, yakni Panjang, Rejowinangun Utara, Gelangan, dan Tidar Utara.
“Monev kita bersifat partisipatif dengan melibatkan masyarakat. Hasilnya dipaparkan di kegiatan ini agar dapat diketahui oleh masyarakat luas,” tuturnya.
Dia mengutarakan masalah air minum dan sanitasi tak akan terselesaikan kalau hanya menjadi beban pemerintah, tetapi peran serta masyarakat diperlukan dan sebagai hal penting untuk menyukseskannya.
“Program IUWASH Plus akan berakhir tahun 2021 nanti. Artinya, mulai dari saat ini diharapkan Pemkot Magelang bisa melakukan penyelesaian masalah air minum dan sanitasi itu dengan mandiri,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, termasuk masalah pendanaan, terkait dengan pelayanan air minum, sanitasi, dan perilaku higiene.
Oleh karena itu, ia berharap, masyarakat dapat berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
“Tidak mungkin dana akan ditanggung pemerintah terus, maka diharap swadaya masyarakat juga turut membantu, terutama dari mereka yang mampu. Mari kita bersama-sama mengatasi masalah sanitasi dan air minum ini,” katanya. (hms)
Baca juga: Tingkatkan layanan air bersih, PDAM Kota Magelang didukung Amerika-Swiss
Baca juga: PDAM Kota Magelang Nomine Perpamsi Award 2017
Baca juga: Wali Kota Minta PDAM Antisipasi Gangguan Layanan Air Bersih