Al Firdaus Terapkan Teknologi Panel Surya
Kalau di gedung barat ini kami menggunakan sistem `on grid`, yaitu panel surya langsung menyalurkan listrik dari sinar matahari pada saat itu juga, sedangkan di gedung timur menerapkan `off grid`, yaitu ada baterai yang menampung kapasitas energi sin
Sukoharjo, ANTARA JATENG - Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mulai menerapkan teknologi panel surya sebagai pengganti aliran listrik dari PLN.
"Melalui penerapan ini kami ingin menggunakan teknologi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ramah lingkungan," kata Kepala Edupreneurship Laboratorium Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus Farida Esti Widayati di sela peluncuran di Sukoharjo, Jumat.
Ia mengatakan upaya tersebut merupakan tindak lanjut dari capaian sekolah yang beberapa waktu lalu berhasil meraih penghargaan Adiwiyata.
Dia menjelaskan teknologi panel surya sudah terpasang di dua gedung. Untuk gedung barat dengan daya 1.000 watt, sedangkan gedung timur teraliri 3.000 watt.
"Kalau di gedung barat ini kami menggunakan sistem `on grid`, yaitu panel surya langsung menyalurkan listrik dari sinar matahari pada saat itu juga, sedangkan di gedung timur menerapkan `off grid`, yaitu ada baterai yang menampung kapasitas energi sinar matahari. Dengan cara itu, bateri bisa menyalurkan cadangan energi matahari pada saat malam," katanya.
Dengan penerapan teknologi tersebut, pihak sekolah dapat menghemat listrik hingga 20 persen.
Dia menjelaskan langkah tersebut juga merupakan tindak lanjut program permakultur yang memberikan pendidikan kepada siswa yang dikemas dalam "edupreneurship".
"Kami sudah pernah mengembangkan pemeliharaan lele, sampai panen dan dijual. Kami juga ada perkebunan sawi," katanya.
Melalui program tersebut, pihak sekolah ingin mengajarkan kepada para siswa tentang kewirausahaan agar anak menjadi mandiri.
"Di sisi lain kemandirian dari program permakultur tersebut bisa memberikan kontribusi bagi sekolah. Ke depan diharapkan teknologi panel surya bisa dikembangkan dari hasil program permakultur ini," katanya.
"Melalui penerapan ini kami ingin menggunakan teknologi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ramah lingkungan," kata Kepala Edupreneurship Laboratorium Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus Farida Esti Widayati di sela peluncuran di Sukoharjo, Jumat.
Ia mengatakan upaya tersebut merupakan tindak lanjut dari capaian sekolah yang beberapa waktu lalu berhasil meraih penghargaan Adiwiyata.
Dia menjelaskan teknologi panel surya sudah terpasang di dua gedung. Untuk gedung barat dengan daya 1.000 watt, sedangkan gedung timur teraliri 3.000 watt.
"Kalau di gedung barat ini kami menggunakan sistem `on grid`, yaitu panel surya langsung menyalurkan listrik dari sinar matahari pada saat itu juga, sedangkan di gedung timur menerapkan `off grid`, yaitu ada baterai yang menampung kapasitas energi sinar matahari. Dengan cara itu, bateri bisa menyalurkan cadangan energi matahari pada saat malam," katanya.
Dengan penerapan teknologi tersebut, pihak sekolah dapat menghemat listrik hingga 20 persen.
Dia menjelaskan langkah tersebut juga merupakan tindak lanjut program permakultur yang memberikan pendidikan kepada siswa yang dikemas dalam "edupreneurship".
"Kami sudah pernah mengembangkan pemeliharaan lele, sampai panen dan dijual. Kami juga ada perkebunan sawi," katanya.
Melalui program tersebut, pihak sekolah ingin mengajarkan kepada para siswa tentang kewirausahaan agar anak menjadi mandiri.
"Di sisi lain kemandirian dari program permakultur tersebut bisa memberikan kontribusi bagi sekolah. Ke depan diharapkan teknologi panel surya bisa dikembangkan dari hasil program permakultur ini," katanya.