"Pemecatan kader dapat berakibat partai terbonsai, sehingga sulit menjadi partai petarung, dan lambat laun menjadi partai pecundang pada setiap kontestasi di panggung politik," katanya dalam pesan yang diterima Antara, Senin.
Hal ini disampaikannya menanggapi pemecatan Wakil ketua DPR Fahri Hamzah dari keanggotaannya di Partai Keadilan Sejahtera.
Menurut dia, partai modern harus mampu mengelola perbedaan pandangan, setajam apapun perbedaan itu di internal partai. "Di dalam mengelola partai, tidak boleh pecat memecat. Sebab, partai bukanlah perusahaan," katanya.
Keikutsertaan seseorang dalam suatu partai dasarnya adalah kesukarelaan dan perjuangan. "Jadi, yang baik bagi kemajuan partai adalah kerelaan mengundurkan diri, bukan memecat," katanya.
Ia mengatakan, bila suatu partai melakukan pemecatan terhadap kadernya, itu pertanda pimpinan partai tersebut belum dewasa menerima dan mengelola perbedaan.
"Untuk itu saya menyarankan, bila ingin menjadi partai pemenang jangan sekali-kali memecat setiap kadernya," katanya.
Berita Terkait
Rekrutmen terbuka PDIP pada Pilkada Surakarta uji kualitas kader
Rabu, 17 April 2024 22:51 Wib
Pengamat ISI: musik etnik alami perkembangan luar biasa
Minggu, 10 Maret 2024 6:16 Wib
Tokoh muda ramaikan bursa Pilkada Jateng, Sudaryono berpeluang
Rabu, 6 Maret 2024 14:58 Wib
Pengamat : Keputusan Pertamina pertahankan harga BBM dinilai tepat
Minggu, 4 Februari 2024 17:48 Wib
Inflasi hijau ini tanggapan ekonom UNS
Senin, 22 Januari 2024 19:00 Wib
Pengamat: Dana desa juga perlu dialokasikan untuk pembangunan SDM
Senin, 22 Januari 2024 8:30 Wib
Pengamat : Spanduk "Solo Bukan Gibran" bentuk kekhawatiran lawan
Jumat, 29 Desember 2023 0:17 Wib
Debat capres perlu tapi tidak signifikan ubah elektabilitas
Selasa, 12 Desember 2023 20:43 Wib