Pj Bupati: Tingkatkan IPM Banyumas untuk antisipasi anak putus sekolah
Purwokerto (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, harus ditingkatkan guna mengantisipasi terjadinya anak putus sekolah.
"Tadi sambutan Pak Nadiem (Mendikbudristek) bagus ya. Beliau menitipkan Kurikulum Merdeka Belajar untuk bisa diteruskan," katanya usai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 di Alun-Alun Purwokerto, Kamis.
Menurut dia, Mendikbudristek selama ini fokus terhadap Kurikulum Merdeka Belajar bahwa anak-anak sekarang sudah mulai berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Bahkan, kata dia, guru-guru bertambah kreatif dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar.
"Yang kedua, lagi-lagi saya bicara soal ke depan, Banyumas ini IPM-nya harus digas. Ada tiga faktor bagaimana kemudian kita bisa memastikan bahwa masyarakat Banyumas ini hidupnya sehat, umurnya panjang, itulah yang dikatakan indeks kesehatan, angka hidupnya tinggi," katanya.
Selanjutnya, kata dia, indeks pendidikan juga harus dikejar guna meningkatkan angka harapan sekolah dan indeks rata-rata sekolah anak-anak. Di samping itu, lanjut dia, menciptakan kelayakan hidup masyarakat Banyumas yang berkaitan dengan indeks pengeluaran per kapita.
"Maka mau, tidak mau, ada dua sektor, kemiskinan sama pengangguran, termasuk sektornya adalah anak-anak yang putus sekolah tadi. Itu sedang kita genjot supaya angka IPM-nya itu naiknya agak signifikan," katanya.
Ia mengakui IPM Kabupaten Banyumas pada tahun 2023 mengalami kenaikan dari 2022, namun pada tahun 2024 harus digenjot lagi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IPM Kabupaten Banyumas pada tahun 2022 sebesar 73,17 dan pada tahun 2023 naik menjadi 73,86.
"Angka 73,86 ini memang harus kita tingkatkan lagi," katanya.
Disinggung mengenai persiapan menjelang tahun ajaran baru, Pj Bupati mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, khususnya Dinas Pendidikan (Disdik) setempat harus tetap mengacu pada regulasi yang ada di pusat maupun provinsi.
Selain itu dia meminta sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Disdik Kabupaten Banyumas menyampaikan paparan tentang permasalahan tersebut lebih dahulu.
"Saya ingin Banyumas ini kondusif. Saya ingin mendengar masukan dari seluruh masyarakat, orang tua kalau bisa kita akomodasi, kemudian kendala-kendala yang selama ini ada, saya ingin diperbaiki," katanya.
Menurut dia, hal itu termasuk antisipasi terhadap perpindahan administrasi kependudukan yang marak terjadi menjelang tahun baru.
Sementara itu,Kepala Disdik Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan pihaknya masih menunggu regulasi dari Kemendikbudristek terkait dengan tahun ajaran baru 2024-2025.
"Sampai saat ini masih digodok, tapi substansinya hampir sama dengan tahun kemarin. Tetap menggunakan zonasi dan ada beberapa perubahan yang nanti akan kita kembangkan di lapangan," katanya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil Kabupaten Banyumas guna mengantisipasi kemungkinan adanya mutasi administrasi kependudukan yang mendadak dilakukan masyarakat menjelang tahun ajaran baru agar anaknya bisa masuk zonasi sekolah tertentu.
Akan tetapi, kata dia, hal itu tergantung pada regulasi dari pemerintah pusat untuk diterapkan di daerah.
Terkait dengan tarian kolosal yang ditampilkan usai Upacara Peringatan Hardiknas 2024, Joko mengatakan ada dua tarian yang tampil yakni Tari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Tari Rumeksa.
Tari P5 dimainkan oleh 280 pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Wangon, sedangkan Tari Rumeksa yang berasal dari Banyumas dimainkan oleh 150 pelajar SMPN 2 Wangon.
"Khusus tarian P5 ini sebetulnya mengajarkan kepada peserta didik kita tentang keindonesiaan itu indah, warna-warni, sehingga mereka dengan tarian itu dikenalkan dengan tarian Aceh, tarian Papua, tarian Jawa, tarian Betawi, dan tarian-tarian lain, yang itu diharapkan menjadi referensi kognitif mereka bahwa berbeda itu indah," katanya.
Baca juga: Pemkab Pati targetkan angka IPM naik seiring hadirnya perguruan tinggi baru
"Tadi sambutan Pak Nadiem (Mendikbudristek) bagus ya. Beliau menitipkan Kurikulum Merdeka Belajar untuk bisa diteruskan," katanya usai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 di Alun-Alun Purwokerto, Kamis.
Menurut dia, Mendikbudristek selama ini fokus terhadap Kurikulum Merdeka Belajar bahwa anak-anak sekarang sudah mulai berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Bahkan, kata dia, guru-guru bertambah kreatif dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar.
"Yang kedua, lagi-lagi saya bicara soal ke depan, Banyumas ini IPM-nya harus digas. Ada tiga faktor bagaimana kemudian kita bisa memastikan bahwa masyarakat Banyumas ini hidupnya sehat, umurnya panjang, itulah yang dikatakan indeks kesehatan, angka hidupnya tinggi," katanya.
Selanjutnya, kata dia, indeks pendidikan juga harus dikejar guna meningkatkan angka harapan sekolah dan indeks rata-rata sekolah anak-anak. Di samping itu, lanjut dia, menciptakan kelayakan hidup masyarakat Banyumas yang berkaitan dengan indeks pengeluaran per kapita.
"Maka mau, tidak mau, ada dua sektor, kemiskinan sama pengangguran, termasuk sektornya adalah anak-anak yang putus sekolah tadi. Itu sedang kita genjot supaya angka IPM-nya itu naiknya agak signifikan," katanya.
Ia mengakui IPM Kabupaten Banyumas pada tahun 2023 mengalami kenaikan dari 2022, namun pada tahun 2024 harus digenjot lagi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IPM Kabupaten Banyumas pada tahun 2022 sebesar 73,17 dan pada tahun 2023 naik menjadi 73,86.
"Angka 73,86 ini memang harus kita tingkatkan lagi," katanya.
Disinggung mengenai persiapan menjelang tahun ajaran baru, Pj Bupati mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, khususnya Dinas Pendidikan (Disdik) setempat harus tetap mengacu pada regulasi yang ada di pusat maupun provinsi.
Selain itu dia meminta sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Disdik Kabupaten Banyumas menyampaikan paparan tentang permasalahan tersebut lebih dahulu.
"Saya ingin Banyumas ini kondusif. Saya ingin mendengar masukan dari seluruh masyarakat, orang tua kalau bisa kita akomodasi, kemudian kendala-kendala yang selama ini ada, saya ingin diperbaiki," katanya.
Menurut dia, hal itu termasuk antisipasi terhadap perpindahan administrasi kependudukan yang marak terjadi menjelang tahun baru.
Sementara itu,Kepala Disdik Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan pihaknya masih menunggu regulasi dari Kemendikbudristek terkait dengan tahun ajaran baru 2024-2025.
"Sampai saat ini masih digodok, tapi substansinya hampir sama dengan tahun kemarin. Tetap menggunakan zonasi dan ada beberapa perubahan yang nanti akan kita kembangkan di lapangan," katanya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil Kabupaten Banyumas guna mengantisipasi kemungkinan adanya mutasi administrasi kependudukan yang mendadak dilakukan masyarakat menjelang tahun ajaran baru agar anaknya bisa masuk zonasi sekolah tertentu.
Akan tetapi, kata dia, hal itu tergantung pada regulasi dari pemerintah pusat untuk diterapkan di daerah.
Terkait dengan tarian kolosal yang ditampilkan usai Upacara Peringatan Hardiknas 2024, Joko mengatakan ada dua tarian yang tampil yakni Tari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Tari Rumeksa.
Tari P5 dimainkan oleh 280 pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Wangon, sedangkan Tari Rumeksa yang berasal dari Banyumas dimainkan oleh 150 pelajar SMPN 2 Wangon.
"Khusus tarian P5 ini sebetulnya mengajarkan kepada peserta didik kita tentang keindonesiaan itu indah, warna-warni, sehingga mereka dengan tarian itu dikenalkan dengan tarian Aceh, tarian Papua, tarian Jawa, tarian Betawi, dan tarian-tarian lain, yang itu diharapkan menjadi referensi kognitif mereka bahwa berbeda itu indah," katanya.
Baca juga: Pemkab Pati targetkan angka IPM naik seiring hadirnya perguruan tinggi baru