Chip tersebut diciptakan untuk membuat perangkat pelacak kesehatan yang lebih fungsional dan lebih kecil.
Bio prosesor Samsung mengintegrasikan ujung analog depan, prosesor sinyal digital, sirkuit manajemen daya, mikrokontroler dan eFlash.
Hal itu berarti chip tersebut dapat melakukan semua proses sendiri tanpa komponen eksternal (selain sensor). Jika komponen diskrit digunakan untuk fungsi yang sama, chip akan mengambil ruang empat kali lebih banyak.
Bio prosesor Samsung mampu mengukur massa otot tulang, lemak tubuh, denyut dan ritme jantung, serta suhu kulit dan tingkat stres.
Dengan menggabungkan kasus pengukuran tersebut diharapkan dapat digunakan untuk aplikasi pelacakan kesehatan.
Samsung sendiri telah menyiapkan referensi desain dan mengatakan bahwa chip akan segera diproduksi secara massal.
Produksi massal perangkat yang dilengkapi bio prosesor Samsung diharapkan akan tersedia pada paruh pertama 2016, demikian GSM Arena.
Berita Terkait
Mulai Juni pembelian Solar di Solo untuk konsumen teregistrasi lengkap
Selasa, 30 Mei 2023 13:36 Wib
Bio Farma dan PathGen gandeng UMP ciptakan alat deteksi kanker usus besar
Jumat, 29 Juli 2022 21:50 Wib
Bio Farma bakal terima transfer teknologi pembuatan vaksin mRNA
Kamis, 24 Februari 2022 16:36 Wib
Menteri BUMN: WHO beri sinyal RI jadi pusat produksi vaksin ASEAN
Kamis, 24 Februari 2022 13:57 Wib
Presiden Jokowi ingin Indonesia stop impor obat dan alkes
Senin, 27 Desember 2021 13:58 Wib
Bio Konversi dan petani kakao Batang kerja sama tingkatkan produksi
Selasa, 21 September 2021 19:18 Wib
Bio Farma targetkan Vaksin BUMN dapatkan izin darurat BPOM Maret 2022
Rabu, 7 Juli 2021 16:03 Wib
ADB setujui pinjaman Rp6,3 triliun untuk penyaluran vaksin
Rabu, 31 Maret 2021 18:34 Wib