"Saat ini jumlah konsumsi pertalite di setiap SPBU sudah mencapai 2,3 kiloliter/hari, jumlah ini meningkat dari awal dilakukannya uji pasar yaitu 2,1 kl/hari," katanya di Semarang, Kamis.
Sedangkan untuk konsumsi premium setiap harinya turun 11 persen menjadi 9.000 kl/SPBU. Pihaknya berharap dengan semakin banyaknya SPBU yang menjual pertalite, angka migrasi dapat semakin tinggi.
Jumlah SPBU di Jateng-DIY yang menjual pertalite sendiri hingga saat ini sudah mencapai 190 SPBU. Jumlah tersebut melebihi target awal yaitu 150 SPBU.
"Tetapi kami kembali menargetkan hingga akhir tahun ini jumlah SPBU di Jateng-DIY yang menjual pertalite bisa mencapai 300 SPBU," katanya.
Dari sisi daerah dengan penjualan terbanyak, Drestanto mengatakan untuk wilayah Jateng-DIY penjualan tertinggi masih di Kota Semarang.
Meski tidak menyebutkan volume penjualan pertalite di Kota Semarang, Drestanto menyatakan penjualan di kota ini paling tinggi mengingat jumlah SPBU yang menjual pertalite lebih banyak dibandingkan daerah-daerah lain yaitu mencapai 27 SPBU.
Sementara itu, External Relations PT Pertamina MOR IV Jateng-DIY Roberth MV Dumatubun berharap agar Pertamina MOR IV dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penjualan pertalite secara nasional.
"Sebetulnya kalau melihat sejarah, saat ini kita masih uji pasar, meski demikian kami tetap berharap jumlah SPBU yang menjual pertalite terus meningkat," katanya.
Ke depan, jika penjualan pertalite seluruh nasional sudah mencapai 1.000 SPBU, Pertamina baru akan melakukan penjualan pertalite secara resmi dan tidak lagi berstatus uji pasar.

