Solo (ANTARA) - Ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) sudah usai, tetapi berkah dari pesta olahraga itu diyakini bisa terasa panjang.
Saat berlangsungnya Peparnas, ribuan orang hadir di Solo, baik untuk bermain, terlibat dalam memberikan pelayanan akomodasi, maupun sekadar menonton pertandingan.
Keberadaan mereka mampu mempercepat perputaran roda ekonomi yang sempat jalan pelan pada beberapa bulan terakhir
Mulai dari hotel, pasar tradisional, hingga gerai-gerai UMKM diserbu oleh para tamu yang terlibat dalam Peparnas ini. Bahkan, selain menjadi tempat menginap para atlet dan ofisial, sebagian hotel juga ditunjuk menjadi lokasi untuk pertandingan.
Salah satu penginapan mampu mengisi 70 persen dari total 710 kamar yang dimiliki hanya dari tamu Peparnas.
Suyatman, Front Office Manager hotel tersebut, mengatakan tingginya keterisian hotel tersebut mulai tanggal 2 hingga 15 Oktober.
Atlet dari berbagai provinsi menginap di hotel tersebut, di antaranya dari Papua, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jakarta, dan hampir seluruh atlet dari kontingen Jawa Tengah.
Sejumlah kalangan optimistis dampak Peparnas tidak hanya terasa selama pelaksanaan tetapi juga akan ada dampak lanjutan. Apalagi, atlet maupun ofisial mengaku sangat puas dengan gelaran Peparnas kali ini.
Kebutuhan akomodasi mulai dari penginapan, transportasi, hingga konsumsi menjadi tolok ukur baik atau tidaknya pelaksanaan sebuah kegiatan. Kali ini hampir tidak ada ulasan buruk dari para tamu yang menandakan Peparnas berjalan baik.
Promosi kota
Bagi Kota Solo, ajang olahraga multievent ini bukan menjadi yang pertama. Masyarakat maupun pelaku ekonomi sudah terbiasa dengan ajang serupa, sebut saja ASEAN Paragames (APG) 2022 dan Piala Dunia U-17 2023.
Keramah-tamahan masyarakat menyambut kedatangan para tamu hingga gerak cepat penyedia jasa untuk memastikan pelayanan prima menjadi nilai plus bagi Solo.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Surakarta Retno Wulandari menyebut baik atlet maupun keluarga yang datang otomatis akan menjadi duta Kota Solo karena memiliki pengalaman positif yang dirasakan selama berada di kota tersebut.
"Ini juga akan berdampak pada peningkatan wisatawan dan investasi," katanya.
Melalui Peparnas, salah satu sektor wisata di Solo yang bisa digarap yakni wisata olahraga dan wisata kebugaran yang selanjutnya akan memberikan dampak positif bagi setiap sendi usaha.
Beberapa potensi kota yang bisa dioptimalkan untuk menggarap sektor wisata olahraga dan wisata kebugaran, di antaranya beberapa kompetisi lari yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Dari sisi kebugaran, Solo memiliki berbagai macam ramuan jamu tradisional yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Retno beranggapan Peparnas ini bisa menjadi ajang kolaborasi sekaligus menjadi materi pemasaran digital untuk menawarkan potensi yang ada di Solo.
Apalagi, saat ini Solo terus disebut-sebut sebagai kota metropolitan baru namun dengan tetap mempertahankan sisi tradisionalnya. Sebutan kota metropolitan ini menjadi pesan bahwa Solo siap dengan berbagai fasilitas untuk menyambut tamu baik dari kalangan disabilitas maupun nondisabilitas.
UMKM panen untung
Peparnas kali ini tidak hanya berdampak bagi bisnis skala besar tetapi juga bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Batik menjadi salah satu produk yang banyak diserbu oleh atlet, ofisial, maupun penonton dari luar kota yang akan kembali ke daerah masing-masing. Mereka tidak hanya datang ke Kampung Batik Laweyan dan Kauman tetapi juga ke Pasar Klewer yang menjadi pusat batik dengan berbagai harga.
Salah satu penjual batik Nining mengatakan para tamu dari Peparnas banyak membeli pakaian maupun kain batik di kisaran harga Rp100.000. Baju daster dengan harga murah meriah juga banyak diborong oleh mereka.
"Kata mereka motif batik di sini bagus-bagus," katanya.
Wiji dari Batik Putra Bengawan mengaku senang dengan gelaran Peparnas karena memberikan dampak positif bagi penjualan batik.
"Banyak yang sudah berkunjung dan membeli batik," katanya.
Melihat antusiasme dan dampak positif tersebut, ia berharap ke depan Solo makin sering menjadi tuan rumah berbagai acara tingkat nasional. Dengan begitu,
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengapresiasi gelaran Peparnas tersebut karena memberikan dampak positif bagi perputaran ekonomi lokal.
Apalagi ada sebanyak 5.385 orang yang datang dan menginap di Solo selama ajang tersebut.
Ia berharap UMKM di Solo dan sekitarnya yang panen untung selama Peparnas kali ini bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Penjabat Sementara Wali Kota Surakarta Dhoni Widianto menyebut penyelenggaraan Peparnas memberikan trickle down effects bagi perekonomian Solo karena dampak ekonomi menyasar hingga ke level bawah.
"Kalau di ekonomi namanya trickle down effect jadi ada efek meluber. Jadi otomatis UMKM-nya meningkat, secara tidak langsung PAD juga ikut terdongkrak," katanya.
Meski begitu, pihaknya belum dapat menghitung jumlah PAD yang masuk dari Peparnas mengingat kegiatan tersebut baru saja usai.
Melihat dampak tersebut, kegiatan multi event seperti Peparnas harus lebih sering diselenggarakan di daerah sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Selain itu, kegiatan semacam itu sekaligus menjadi promosi kekayaan dan potensi daerah sehingga bisa berdampak panjang yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas, seperti investasi yang membutuhkan banyak tenaga kerja baru.
Dalam hal ini, dibutuhkan komitmen pemerintah daerah untuk bisa memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik bagi para tamu disabilitas maupun nondisabilitas yang datang sehingga mereka bisa merasa nyaman di kota tersebut.
Selain itu, juga dibutuhkan komitmen dari pemerintah daerah untuk menyelenggarakan acara tersebut berjalan lancar.