Kebutuhan dasar pengungsi banjir Semarang terjamin baik
Semarang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa kebutuhan dasar para pengungsi dampak banjir di Semarang telah terjamin dengan baik melalui ketersediaan dapur umum.
"Saya barusan meninjau daerah Semarang yang masih banjir, di Kelurahan Trimulyo tinggal satu titik lagi," kata Kepala BNPB Letjen Suharyanto, di sela tinjauan banjir, di Semarang, Minggu.
Menurut dia, penanganan dampak banjir di Semarang telah berjalan dengan baik, khususnya terkait pengungsi dengan ketercukupan kebutuhan dasar, seperti makan, minum, dan air bersih.
"Ada beberapa pengungsi tadi masih bertahan di rumah masing-masing dan sebagian di masjid. Kami sudah cek. Alhamdulillah kebutuhan dasar mereka terpenuhi karena pemkot aktif menggelar beberapa titik dapur umum," katanya.
Karena itu, kata dia, pelaksanaan tanggap darurat bencana di Kota Semarang telah berlangsung dan terkendali dengan baik, mengingat jumlah pengungsi juga tidak terlalu banyak.
"Karena pengungsi tidak banyak dan rata-rata bertahan di rumah. Kami juga bawa bantuan, seperti sembako, makanan siap saji, kebutuhan pengungsian, seperti tenda, matras, selimut, pakaian, alat kebersihan, macam-macam," katanya.
Diakuinya, wilayah Trimulyo memang letaknya lebih rendah dari permukaan Sungai Babon sehingga membutuhkan bantuan pompa tambahan untuk menyedot air dari permukiman ke sungai.
"Tentu kalau dibiarkan tidak mungkin airnya keluar sendiri. Ini digelar pompa, dipompa airnya, dari PUPR juga mengeluarkan beberapa pompa untuk memompa air dari perumahan ke sungai," pungkas Suharyanto.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bahwa penanganan banjir akan dilakukan secara intens, khususnya di wilayah Trimulyo yang masih tergenang.
Saat ini, Ita, sapaan akrab Hevearita, Pemerintah Kota Semarang telah menyiapkan penanganan pascabanjir, seperti rehabilitasi hingga pencegahan penyakit rawan saat banjir.
"Kami sudah instruksikan kepada teman-teman, mendapatkan pencerahan terkait anggaran untuk rehab, perbaikan rumah, relokasi, di mana tanah bisa milik pemkot, anggaran untuk rumahnya dari BNPB," katanya.
"Kemudian, yang pasti posko kesehatan, kemarin kami sudah minta kepala dinas kesehatan untuk pascabanjir ini kan ada penyakit kulit, diare, lepto, ini yang perlu diwaspadai," tambahnya.
Untuk titik yang masih tergenang banjir, Ita menyebutkan tinggal wilayah Trimulyo, sedangkan beberapa titik lain sudah surut, seperti di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kaligawe dan sekitarnya.
"Wilayah tergenang tinggal Trimulyo. Yang lainnya sudah susut, termasuk yang di Kaligawe, rusun juga sudah kering, hanya tinggal Jalan Kaligawe dan RSI Sultan Agung yang genangannya biasanya tinggi," katanya.
"Saya barusan meninjau daerah Semarang yang masih banjir, di Kelurahan Trimulyo tinggal satu titik lagi," kata Kepala BNPB Letjen Suharyanto, di sela tinjauan banjir, di Semarang, Minggu.
Menurut dia, penanganan dampak banjir di Semarang telah berjalan dengan baik, khususnya terkait pengungsi dengan ketercukupan kebutuhan dasar, seperti makan, minum, dan air bersih.
"Ada beberapa pengungsi tadi masih bertahan di rumah masing-masing dan sebagian di masjid. Kami sudah cek. Alhamdulillah kebutuhan dasar mereka terpenuhi karena pemkot aktif menggelar beberapa titik dapur umum," katanya.
Karena itu, kata dia, pelaksanaan tanggap darurat bencana di Kota Semarang telah berlangsung dan terkendali dengan baik, mengingat jumlah pengungsi juga tidak terlalu banyak.
"Karena pengungsi tidak banyak dan rata-rata bertahan di rumah. Kami juga bawa bantuan, seperti sembako, makanan siap saji, kebutuhan pengungsian, seperti tenda, matras, selimut, pakaian, alat kebersihan, macam-macam," katanya.
Diakuinya, wilayah Trimulyo memang letaknya lebih rendah dari permukaan Sungai Babon sehingga membutuhkan bantuan pompa tambahan untuk menyedot air dari permukiman ke sungai.
"Tentu kalau dibiarkan tidak mungkin airnya keluar sendiri. Ini digelar pompa, dipompa airnya, dari PUPR juga mengeluarkan beberapa pompa untuk memompa air dari perumahan ke sungai," pungkas Suharyanto.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bahwa penanganan banjir akan dilakukan secara intens, khususnya di wilayah Trimulyo yang masih tergenang.
Saat ini, Ita, sapaan akrab Hevearita, Pemerintah Kota Semarang telah menyiapkan penanganan pascabanjir, seperti rehabilitasi hingga pencegahan penyakit rawan saat banjir.
"Kami sudah instruksikan kepada teman-teman, mendapatkan pencerahan terkait anggaran untuk rehab, perbaikan rumah, relokasi, di mana tanah bisa milik pemkot, anggaran untuk rumahnya dari BNPB," katanya.
"Kemudian, yang pasti posko kesehatan, kemarin kami sudah minta kepala dinas kesehatan untuk pascabanjir ini kan ada penyakit kulit, diare, lepto, ini yang perlu diwaspadai," tambahnya.
Untuk titik yang masih tergenang banjir, Ita menyebutkan tinggal wilayah Trimulyo, sedangkan beberapa titik lain sudah surut, seperti di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kaligawe dan sekitarnya.
"Wilayah tergenang tinggal Trimulyo. Yang lainnya sudah susut, termasuk yang di Kaligawe, rusun juga sudah kering, hanya tinggal Jalan Kaligawe dan RSI Sultan Agung yang genangannya biasanya tinggi," katanya.