"Woman Ecosystem Catalyst" dampingi perempuan kembangkan UMKM
Semarang (ANTARA) - Woman Ecosystem Catalyst (WEC) segera digelar pada tahun ini sebagai program pemberdayaan ekonomi kewirausahaan, khususnya untuk perempuan dalam mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
WEC Representative Shinta Arum di Semarang, Kamis, menjelaskan bahwa pembukaan program WEC diawali dengan "kick off" pada 24 Januari 2024 di Yogyakarta, dan akan berlangsung sekitar enam bulan.
Ia menjelaskan WEC adalah program kolaborasi antara Sampoerna Untuk Indonesia, Perkumpulan Imanijasi Penaja Mula, dan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah untuk pemberdayaan wirausaha dan organisasi perempuan.
"Kami akan bantu 'ndandani' (memperbaiki) bisnis, mulai tata kelola bisnis, 'branding', 'marketing' keuangan, sampai 'wardrobe' kami siapkan, sampai ketemukan mereka dengan investor," katanya.
Melalui tema "Daya Wanita untuk Indonesia", kata dia, fokus kegiatan adalah membantu wirausaha dan organisasi perempuan menemukan "product-market-fit" melalui rangkaian kegiatan yang diberikan.
"Kegiatan diberikan dengan mengangkat beberapa 'story', yaitu fokus pada bisnis perempuan, eksplorasi cerita dari peserta, dan kolaborator sebagai 'ecosystem developer'," katanya.
Menurut dia, para perempuan wirausaha akan didampingi dan dibantu menemukan solusi atas kendala yang dihadapi, misalnya bagaimana harus bertemu dengan investor untuk pengembangan bisnis.
"Selama ini, kendalanya akses ya. Temen-temen enggak ngerti harus ketemu siapa sehingga dengan WEC ini bisa baru. Kemudian, 'wardrobe' ini juga kami siapkan karena penting," katanya.
Diakuinya, selama ini banyak perempuan wirausaha yang tidak terlalu mementingkan penampilan saat bertemu investor, padahal "wardrobe" menjadi identitas yang menentukan dalam pengembangan bisnis.
"'Wardrobe' banyak yang tidak menjadi 'concern' temen-temen UMKM yang menjalankan bisnis ya. Ketemu klien, ya sudah pakai pakaian sehari-hari. Padahal, penampilan kan menjadi 'style', identitas sendiri," katanya.
Para peserta akan didampingi tokoh wirausaha, seperti Yessie Natasia Mareti (CEO Yorri Eatery, Fashionitas, dan FUZZ), Asri Saraswati Iskandar (CMO Agradaya), dan Ghufron Mustaqim (Co-Founder dan CEO Evermos).
Program WEC sangat terbuka bagi "womenpreneur" dengan persyaratan, yakni memiliki bisnis minimal enam bulan, berusia minimal 17 tahun, dan memiliki tim minimal terdiri dari dua orang.
"Sektor bisnisnya terbagi atas 'food and beverage', 'agriculture', 'technology', 'creative', 'fashion and craft', 'wellness', 'organization', dan 'renewable energy'," katanya.
Untuk kuota pendaftaran, kata dia, dibuka untuk 1.500 orang dari seluruh Indonesia yang akan diseleksi hingga tersaring 20 tim untuk mengikuti WEC yang berlangsung hingga 8 Juni 2024.
Rencananya, WEC akan menggelar "roadshow" di sembilan wilayah, yakni Banyumas, Makassar, Medan, Malang, Bandung, Banjarmasin, Bali, Jakarta, dan Papua.
Baca juga: Perlu kolaborasi untuk kembangkan UMKM di Solo
WEC Representative Shinta Arum di Semarang, Kamis, menjelaskan bahwa pembukaan program WEC diawali dengan "kick off" pada 24 Januari 2024 di Yogyakarta, dan akan berlangsung sekitar enam bulan.
Ia menjelaskan WEC adalah program kolaborasi antara Sampoerna Untuk Indonesia, Perkumpulan Imanijasi Penaja Mula, dan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah untuk pemberdayaan wirausaha dan organisasi perempuan.
"Kami akan bantu 'ndandani' (memperbaiki) bisnis, mulai tata kelola bisnis, 'branding', 'marketing' keuangan, sampai 'wardrobe' kami siapkan, sampai ketemukan mereka dengan investor," katanya.
Melalui tema "Daya Wanita untuk Indonesia", kata dia, fokus kegiatan adalah membantu wirausaha dan organisasi perempuan menemukan "product-market-fit" melalui rangkaian kegiatan yang diberikan.
"Kegiatan diberikan dengan mengangkat beberapa 'story', yaitu fokus pada bisnis perempuan, eksplorasi cerita dari peserta, dan kolaborator sebagai 'ecosystem developer'," katanya.
Menurut dia, para perempuan wirausaha akan didampingi dan dibantu menemukan solusi atas kendala yang dihadapi, misalnya bagaimana harus bertemu dengan investor untuk pengembangan bisnis.
"Selama ini, kendalanya akses ya. Temen-temen enggak ngerti harus ketemu siapa sehingga dengan WEC ini bisa baru. Kemudian, 'wardrobe' ini juga kami siapkan karena penting," katanya.
Diakuinya, selama ini banyak perempuan wirausaha yang tidak terlalu mementingkan penampilan saat bertemu investor, padahal "wardrobe" menjadi identitas yang menentukan dalam pengembangan bisnis.
"'Wardrobe' banyak yang tidak menjadi 'concern' temen-temen UMKM yang menjalankan bisnis ya. Ketemu klien, ya sudah pakai pakaian sehari-hari. Padahal, penampilan kan menjadi 'style', identitas sendiri," katanya.
Para peserta akan didampingi tokoh wirausaha, seperti Yessie Natasia Mareti (CEO Yorri Eatery, Fashionitas, dan FUZZ), Asri Saraswati Iskandar (CMO Agradaya), dan Ghufron Mustaqim (Co-Founder dan CEO Evermos).
Program WEC sangat terbuka bagi "womenpreneur" dengan persyaratan, yakni memiliki bisnis minimal enam bulan, berusia minimal 17 tahun, dan memiliki tim minimal terdiri dari dua orang.
"Sektor bisnisnya terbagi atas 'food and beverage', 'agriculture', 'technology', 'creative', 'fashion and craft', 'wellness', 'organization', dan 'renewable energy'," katanya.
Untuk kuota pendaftaran, kata dia, dibuka untuk 1.500 orang dari seluruh Indonesia yang akan diseleksi hingga tersaring 20 tim untuk mengikuti WEC yang berlangsung hingga 8 Juni 2024.
Rencananya, WEC akan menggelar "roadshow" di sembilan wilayah, yakni Banyumas, Makassar, Medan, Malang, Bandung, Banjarmasin, Bali, Jakarta, dan Papua.
Baca juga: Perlu kolaborasi untuk kembangkan UMKM di Solo