Wali Kota Semarang pilih berkantor sementara di TPA Jatibarang
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berkantor sementara di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Jatibarang untuk mempermudah koordinasi dan pendampingan upaya pemadaman kebakaran.
"Hari ini saya minta pindah kantor sementara di TPA Jatibarang. Makanya saya nunggu di sini. Supaya enggak kepikiran," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela memantau pemadaman kebakaran TPA Jatibarang Semarang, Selasa.
Ita menginginkan segala bentuk rapat internal, diskusi, disposisi dan urusan kantor untuk dilakukan di area TPA Jatibarang, sembari memantau proses pemadaman yang masih terus berlangsung.
"Makanya hari ini pindah berkantor di TPA Jatibarang. Melihat situasi, kalau besok (11/10) masih diperlukan pendampingan, saya akan di sini dulu. Rapat-rapat sementara di sini. Temen-temen mau konsultasi di sini," katanya.
Saat ini, pemadaman kebakaran di TPA Jatibarang sudah dilakukan dengan bantuan "water bombing" atau pengebom air melalui helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain pemadaman dari udara, upaya pemadaman juga dilakukan dari darat melalui metode injeksi atau penyuntikan air menggunakan pipa ke dalam tumpukan sampah untuk memadamkan bara api.
Diakui Ita, tumpukan sampah yang tinggi menyulitkan proses pemadaman karena bara-bara api terkadang tidak terdeteksi sehingga perlu dilakukan pengeboman air dan penyuntikan air.
Kebakaran setidaknya sudah empat kali terjadi di TPA Jatibarang sejak September 2023, diawali pada Senin (18/9) lalu yang berlangsung lebih dari satu minggu, dan dibantu dengan pengeboman air.
Kebakaran kedua terjadi pada Jumat (22/9) lalu yang menimpa deretan kandang sapi di kawasan TPA Jatibarang, atau jauh dari lokasi kebakaran pertama. Ada tiga anak sapi yang tewas dalam kebakaran itu.
Ketiga, kebakaran terjadi lagi di TPA Jatibarang pada Kamis (5/10) lalu di lokasi yang cukup berdekatan dengan lokasi kebakaran yang pertama, dan api akhirnya bisa dipadamkan.
Kebakaran yang keempat kalinya di TPA Jatibarang dengan intensitas yang lebih besar terjadi pada Jumat (6/10) lalu, dan kali ini diputuskan melibatkan lagi bantuan pengeboman air untuk menuntaskan pemadaman.
"Hari ini saya minta pindah kantor sementara di TPA Jatibarang. Makanya saya nunggu di sini. Supaya enggak kepikiran," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela memantau pemadaman kebakaran TPA Jatibarang Semarang, Selasa.
Ita menginginkan segala bentuk rapat internal, diskusi, disposisi dan urusan kantor untuk dilakukan di area TPA Jatibarang, sembari memantau proses pemadaman yang masih terus berlangsung.
"Makanya hari ini pindah berkantor di TPA Jatibarang. Melihat situasi, kalau besok (11/10) masih diperlukan pendampingan, saya akan di sini dulu. Rapat-rapat sementara di sini. Temen-temen mau konsultasi di sini," katanya.
Saat ini, pemadaman kebakaran di TPA Jatibarang sudah dilakukan dengan bantuan "water bombing" atau pengebom air melalui helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain pemadaman dari udara, upaya pemadaman juga dilakukan dari darat melalui metode injeksi atau penyuntikan air menggunakan pipa ke dalam tumpukan sampah untuk memadamkan bara api.
Diakui Ita, tumpukan sampah yang tinggi menyulitkan proses pemadaman karena bara-bara api terkadang tidak terdeteksi sehingga perlu dilakukan pengeboman air dan penyuntikan air.
Kebakaran setidaknya sudah empat kali terjadi di TPA Jatibarang sejak September 2023, diawali pada Senin (18/9) lalu yang berlangsung lebih dari satu minggu, dan dibantu dengan pengeboman air.
Kebakaran kedua terjadi pada Jumat (22/9) lalu yang menimpa deretan kandang sapi di kawasan TPA Jatibarang, atau jauh dari lokasi kebakaran pertama. Ada tiga anak sapi yang tewas dalam kebakaran itu.
Ketiga, kebakaran terjadi lagi di TPA Jatibarang pada Kamis (5/10) lalu di lokasi yang cukup berdekatan dengan lokasi kebakaran yang pertama, dan api akhirnya bisa dipadamkan.
Kebakaran yang keempat kalinya di TPA Jatibarang dengan intensitas yang lebih besar terjadi pada Jumat (6/10) lalu, dan kali ini diputuskan melibatkan lagi bantuan pengeboman air untuk menuntaskan pemadaman.