BPBD Pati pastikan desa terdampak kekeringan dipasok air bersih
Pati (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memastikan semua desa yang terdampak kekeringan mendapatkan suplai air bersih karena stok-nya masih tersedia, kata Kepala Pelaksana harian BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetyo.
"Pasokan air bersih untuk warga terdampak kekeringan mengandalkan suplai air bersih yang dimiliki BPBD Pati. Hingga kini stoknya masih tersedia dan mencukupi," ujarnya di Pati, Sabtu.
Ia mengungkapkan, pendistribusian air bersih sudah dimulai sejak akhir Juli 2023, dengan jumlah desa terdampak sekitar 44 desa tersebar di delapan kecamatan.
Di antaranya, Kecamatan Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Winong, Gabus, Sukolilo, dan Tambakromo dengan jumlah desa terdampak bervariasi. Terbanyak di Kecamatan Jaken dan Jakenan masing-masing ada sembilan desa terdampak.
"Untuk jangka pendek, kami masih terus melakukan droping air bersih kepada warga terdampak kekeringan. Apalagi, prakiraan dari BMKG puncak kekeringan bisa berlangsung hingga bulan Oktober 2023," ujarnya.
Ketika stok air bersih yang dimiliki tidak mampu memenuhi kebutuhan warga terdampak kekeringan, maka pihaknya akan meminta bantuan organisasi perangkat daerah (OPD) lain seperti Pemadam Kebakaran maupun perusahaan swasta yang menyediakan air bersih.
Ia berharap masing-masing desa menyediakan tempat penampungan air secara permanen atau dengan menggunakan terpal untuk menampung air dari BPBD, sehingga lebih efektif dan efisien.
"Distribusi air bersih yang kami lakukan juga lebih cepat, karena tanpa harus menunggu warga mengantre karena jumlah desa yang membutuhkan air bersih juga cukup banyak," ujarnya.
Ia mencatat desa yang terdampak kekeringan memang sudah menyediakan bak penampungan air, sehingga warga yang membutuhkan bisa mengambil di bak penampungan yang sudah tersedia.
Untuk penanganan dampak kekeringan dalam jangka panjang, kata dia, tentunya perlu ada langkah bersama, salah satunya melakukan penghijauan di kawasan pegunungan, terutama Pegunungan Kendeng karena saat ini di kawasan sekitar mulai terjadi pengurangan sumber air yang selama ini dibutuhkan warga. Selain itu, perlu ada upaya lain yang bisa menjadi solusi ketersediaan air saat musim kemarau.
"Kami juga mengajak warga untuk peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan menanam dan menjaga tegakan pohon menjadi salah satu upaya kecil yang bisa dilakukan untuk mencegah kekeringan di musim kemarau," ujarnya. ***3***
"Pasokan air bersih untuk warga terdampak kekeringan mengandalkan suplai air bersih yang dimiliki BPBD Pati. Hingga kini stoknya masih tersedia dan mencukupi," ujarnya di Pati, Sabtu.
Ia mengungkapkan, pendistribusian air bersih sudah dimulai sejak akhir Juli 2023, dengan jumlah desa terdampak sekitar 44 desa tersebar di delapan kecamatan.
Di antaranya, Kecamatan Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Winong, Gabus, Sukolilo, dan Tambakromo dengan jumlah desa terdampak bervariasi. Terbanyak di Kecamatan Jaken dan Jakenan masing-masing ada sembilan desa terdampak.
"Untuk jangka pendek, kami masih terus melakukan droping air bersih kepada warga terdampak kekeringan. Apalagi, prakiraan dari BMKG puncak kekeringan bisa berlangsung hingga bulan Oktober 2023," ujarnya.
Ketika stok air bersih yang dimiliki tidak mampu memenuhi kebutuhan warga terdampak kekeringan, maka pihaknya akan meminta bantuan organisasi perangkat daerah (OPD) lain seperti Pemadam Kebakaran maupun perusahaan swasta yang menyediakan air bersih.
Ia berharap masing-masing desa menyediakan tempat penampungan air secara permanen atau dengan menggunakan terpal untuk menampung air dari BPBD, sehingga lebih efektif dan efisien.
"Distribusi air bersih yang kami lakukan juga lebih cepat, karena tanpa harus menunggu warga mengantre karena jumlah desa yang membutuhkan air bersih juga cukup banyak," ujarnya.
Ia mencatat desa yang terdampak kekeringan memang sudah menyediakan bak penampungan air, sehingga warga yang membutuhkan bisa mengambil di bak penampungan yang sudah tersedia.
Untuk penanganan dampak kekeringan dalam jangka panjang, kata dia, tentunya perlu ada langkah bersama, salah satunya melakukan penghijauan di kawasan pegunungan, terutama Pegunungan Kendeng karena saat ini di kawasan sekitar mulai terjadi pengurangan sumber air yang selama ini dibutuhkan warga. Selain itu, perlu ada upaya lain yang bisa menjadi solusi ketersediaan air saat musim kemarau.
"Kami juga mengajak warga untuk peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan menanam dan menjaga tegakan pohon menjadi salah satu upaya kecil yang bisa dilakukan untuk mencegah kekeringan di musim kemarau," ujarnya. ***3***