Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan seluruh masyarakat Kota Semarang maupun luar Kota Semarang dapat mengakses pelayanan kesehatan rujukan dengan aman dan lancar.
Pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas layanan sehingga memberikan kenyamanan kepada masyarakat yang berobat.
“Saya bertemu langsung dengan beberapa pasien terutama saat berada di instalasi farmasi. Mereka semua menyatakan jika pelayanan yang didapatkan sudah baik. Pelayanan kesehatan di Kota Semarang tidak membeda-bedakan baik itu pasien umum, asuransi, maupun peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” katanya ketika melakukan SIBLING (Supervisi, Buktikan, dan Lihat Langsung) bersama BPJS Kesehatan Cabang Semarang di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro, Rabu (21/6).
Kegiatan SIBLING dilakukan untuk memastikan peserta JKN mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Apalagi hal ini sesuai dengan salah satu fokus utama BPJS Kesehatan dalam perbaikan mutu layanan peserta JKN di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Wanita yang akrab dipanggil Mbak Ita ini meninjau seluruh layanan yang ada di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro, mulai dari loket pendaftaran, loket Pemberian Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP), poliklinik hingga instalasi farmasi. Menurutnya, pelayanan yang diberikan di rumah sakit ini sudah sangat baik dan berkualitas.
“Saya bahkan berkesempatan bertemu dengan beberapa pasien lainnya. Menurut saya, pelayanan JKN sudah sangat bagus untuk RSUD K.R.M.T Wongsonegoro, apalagi rumah sakit ini berbatasan dengan kabupaten lain. Saya beri jempol dua,” ucapnya sambil mengacungkan jempolnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, salah satu peserta JKN, Budi menyebut, pelayanan yang ia dapatkan saat ini sudah maksimal. Di hadapan Mbak Ita, Budi menjelaskan proses ia memperoleh pelayanan kesehatan yang terasa sangat cepat dan efektif.
“Selama memperoleh layanan kesehatan di rumah sakit ini, saya akui memberikan pelayanan prima. Dari awal sampai akhir cepat ya, bahkan mengantre obat saja cukup membutuhkan waktu lima menit. Alhamdulillah obat sudah saya terima,” katanya.
Secara pribadi, Budi mengaku sangat terkesan dengan transformasi layanan dari Program JKN ini. Sebagai peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Penyelenggara Negara yang dulunya terdaftar pada PT Askes (Persero), tentu dirinya merasakan betul berbagai perubahan selama satu dekade penyelengaraan Program JKN ini.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar mengatakan, pihaknya memang gencar melakukan supervisi baik pada pelayanan primer maupun pelayanan rujukan. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan Pegawai BPJS Kesehatan, stakeholders, maupun eksternal lainnya yang juga merupakan peserta JKN.
Menurutnya, untuk mendapatkan fakta yang mendalam atas pelayanan kesehatan yang diterima oleh peserta JKN, pihaknya melakukan penilaian terhadap lima area penting. Yakni, pendaftaran, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, penunjang medis, farmasi dan pengaduan keluhan dan informasi.
“Selain ketersediaan fasilitas yang telah terstandarisasi secara umum di fasilitas kesehatan, kami juga menilai berbagai inovasi pelayanan Program JKN yang telah diimplementasikan di FKTP maupun FKRTL,” ujar Andi.
Sebut saja, penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai nomor identitas peserta JKN atau kartu digital pada Aplikasi Mobile JKN, fitur pendaftaran pelayanan, yang memudahkannya untuk mengambil antrean di FKTP maupun FKRTL, telekonsultasi dokter, serta berbagai fitur pelayanan administrasi lainnya.
Andi membayangkan, bagaimana jadinya jika fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan tidak melakukan perubahan secara berkelanjutan. Apalagi di Kota Semarang sendiri kepesertaan Program JKN telah mencapai 99,81% atau 1.688.133 jiwa.
“Belum lagi masyarakat luar kota yang banyak memperoleh rujukan ke kota ini, kami harus mempertimbangkan secara matang aspek mana saja perlu dilakukan penyempurnaan,” tambahnya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan semacam ini, seluruh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Semarang, tervalidasi memberikan pelayanan sesuai indikator pelayanan prima yang telah di tentukan.
“Keseluruhan mitra kami tanpa terkecuali, akan kami potret pelayanannya. Tentunya kami tidak bergerak sendiri. Kami menggandeng stakeholder dan asosiasi bidang pelayanan kesehatan lainnya untuk bersama-sama melakukan upaya perbaikan,” tutupnya.
Sebagai informasi, BPJS Kesehatan Cabang Semarang bekerja sama dengan 33 FKRTL, 64 Puskesmas, 140 Klinik pratama, 11 klinik TNI-Polri, 98 Dokter Gigi Perorangan (DPP), dan 35 dokter gigi perorangan. Sedangkan, untuk fasilitas pendukung lainnya terdapat 23 Apotek Program rujuk balik (PRB), tiga Ruang Farmasi, 31 Optik, delapan laboratorium, dan 10 laboratorium prolanis mandiri. ***