Ponpes di Temanggung wajibkan santri khatam Al Quran tanam pohon
Temanggung (ANTARA) - Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 di Desa Wadas, Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mewajibkan para santri saat khatam Al Quran untuk menanam pohon sebagai sedekah kepada bumi.
Pengasuh Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16 Kiai Agus Ahmad Yani di Temanggung, Senin, menyampaikan kegiatan ini merupakan gerakan moral supaya santri dapat berbuat baik untuk alam, bisa melestarikan alam.
"Paling tidak santri tidak merusak alam, tetapi melakukan sedekah alam berupa menanam pohon untuk melestarikan keseimbangan alam sehingga alam tidak rusak saat ini maupun kemudian hari," katanya.
Menurut dia, kegiatan memberikan edukasi bahwa lulusan Pondok Pesantren Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 harus mempunyai kepedulian terhadap alam.
"Santri harus andil melakukan harmonisasi dengan alam, jangan sampai kita tidak peduli dengan kerusakan-kerusakan yang saat ini tampak di muka bumi," katanya.
Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16 yang kini memiliki 41 santri putra dan 35 santri putri ini memang sejak awal dibangun dengan konsep green building.
"Dari luas lahan ponpes 8.900 meter persegi, 60 persen kami optimalkan untuk tanaman hijau dan 40 persen untuk bangunan," katanya.
Sementara itu di tempat terpisah Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana mendukung kegiatan yang dilakukan Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16 untuk pelestarian lingkungan.
"Kami menyambut baik yang dilakukan ponpes tersebut dan hal itu sesuai dengan kebijakan yang tengah digalakkan Pemkab Temanggung yaitu konservasi air dan tanah," katanya.
Ia menuturkan kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian kepada alam perlu ditanamkan sejak dini.
Baca juga: OJK Jateng-DIY edukasi keuangan ke santri dan alumni Ponpes di Kendal
Pengasuh Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16 Kiai Agus Ahmad Yani di Temanggung, Senin, menyampaikan kegiatan ini merupakan gerakan moral supaya santri dapat berbuat baik untuk alam, bisa melestarikan alam.
"Paling tidak santri tidak merusak alam, tetapi melakukan sedekah alam berupa menanam pohon untuk melestarikan keseimbangan alam sehingga alam tidak rusak saat ini maupun kemudian hari," katanya.
Menurut dia, kegiatan memberikan edukasi bahwa lulusan Pondok Pesantren Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 harus mempunyai kepedulian terhadap alam.
"Santri harus andil melakukan harmonisasi dengan alam, jangan sampai kita tidak peduli dengan kerusakan-kerusakan yang saat ini tampak di muka bumi," katanya.
Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16 yang kini memiliki 41 santri putra dan 35 santri putri ini memang sejak awal dibangun dengan konsep green building.
"Dari luas lahan ponpes 8.900 meter persegi, 60 persen kami optimalkan untuk tanaman hijau dan 40 persen untuk bangunan," katanya.
Sementara itu di tempat terpisah Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana mendukung kegiatan yang dilakukan Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16 untuk pelestarian lingkungan.
"Kami menyambut baik yang dilakukan ponpes tersebut dan hal itu sesuai dengan kebijakan yang tengah digalakkan Pemkab Temanggung yaitu konservasi air dan tanah," katanya.
Ia menuturkan kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian kepada alam perlu ditanamkan sejak dini.
Baca juga: OJK Jateng-DIY edukasi keuangan ke santri dan alumni Ponpes di Kendal