Proses pembangunan Rutan Boyolali capai 34 persen
Semarang (ANTARA) - Proses pembangunan Rutan Boyolali telah memasuki minggu ke-10 progres pembangunan dengan prosentase 34 persen atau deviasi surplus sebesar 1,23 persen dari target yang telah ditentukan, kata Kepala Rutan Boyolali Agus Imam Taufik.
Hal tersebut disampaikan pada kegiatan monitoring yang dilakukan Kepala Biro Perencanaan Ida Asep Somara dan Kepala Biro Keuangan Wisnu Nugroho Dewanto di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Boyolali, Kamis (8/9) didampingi Kepala Divisi Administrasi Kanwil Kemenkumham Jateng Jusman dan Kepala Rutan Kelas IIB Boyolali Agus Imam Taufik, dan para kepala biro.
Kadivmin berharap kerja sama dari semua pihak baik Rutan Boyolali maupun pihak penyedia bekerja sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Jusman juga mengingatkan agar pengelolaan keuangan, khususnya terkait pembangunan harus selalu dengan regulasi dan kaidah-kaidah pelaksanaan anggaran.
Kepala Biro Perencanaan Ida Asep Somara menilai sisa batas waktu pekerjaan yang berkisar antara 70-80 hari kerja merupakan masa yang cukup singkat, sehingga pembangunan perlu "digenjot" untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Baca juga: Kemenkumham Jateng adakan diseminasilayanan Parpol
Waktu yang tersisa, katanya, sangat singkat dan perlu dicatat bahwa pekerjaan finishing, relatif memakai pemakan waktu yang cukup banyak dibandingkan pekerjaan struktur.
"Diharapkan pada fase itu, jangan terburu-buru agar hasilnya tambah bagus, karena ini sangat berbeda dengan pekerjaan struktur. Jangan sampai nanti gagal di finishing hanya karena ngejar-ngejar waktu, akhirnya tidak maksimal di finishingnya," katanya yang juga memberikan saran agar memaksimalkan "Main Power" yakni mobilisasi pekerja.
Kepala Biro Keuangan melihatnya dari aspek penggunaan anggaran. Wisnu menitikberatkan pada pemenuhan dokumen keuangan.
"Administrasi tolong senantiasa dicross check, antara dokumen perencanaan lelang dengan realisasi di lapangan. Jangan sampai ada sebuah pergeseran, misalnya semacam CCO, tetapi dokumen perubahannya tidak ada. Harus tetap mengacu pada kontrak awal. Kita harus kuat dikonstruksi saat pembangunan dan kuat juga di administrasi," katanya.
Wisnu juga mendorong agar Rutan Boyolali melakukan percepatan realisasi anggaran sebagai bentuk capaian kinerja. Saat ini Rutan Boyolali sedang melaksanakan pembangunan masjid, poliklinik, gedung teknis, pagar silinder, pagar ornames, pagar antarbangunan, dan saluran air.
Baca juga: Pembangunan blok hunian Lapas Slawi capai 51,48 persen
Hal tersebut disampaikan pada kegiatan monitoring yang dilakukan Kepala Biro Perencanaan Ida Asep Somara dan Kepala Biro Keuangan Wisnu Nugroho Dewanto di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Boyolali, Kamis (8/9) didampingi Kepala Divisi Administrasi Kanwil Kemenkumham Jateng Jusman dan Kepala Rutan Kelas IIB Boyolali Agus Imam Taufik, dan para kepala biro.
Kadivmin berharap kerja sama dari semua pihak baik Rutan Boyolali maupun pihak penyedia bekerja sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Jusman juga mengingatkan agar pengelolaan keuangan, khususnya terkait pembangunan harus selalu dengan regulasi dan kaidah-kaidah pelaksanaan anggaran.
Kepala Biro Perencanaan Ida Asep Somara menilai sisa batas waktu pekerjaan yang berkisar antara 70-80 hari kerja merupakan masa yang cukup singkat, sehingga pembangunan perlu "digenjot" untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Baca juga: Kemenkumham Jateng adakan diseminasilayanan Parpol
Waktu yang tersisa, katanya, sangat singkat dan perlu dicatat bahwa pekerjaan finishing, relatif memakai pemakan waktu yang cukup banyak dibandingkan pekerjaan struktur.
"Diharapkan pada fase itu, jangan terburu-buru agar hasilnya tambah bagus, karena ini sangat berbeda dengan pekerjaan struktur. Jangan sampai nanti gagal di finishing hanya karena ngejar-ngejar waktu, akhirnya tidak maksimal di finishingnya," katanya yang juga memberikan saran agar memaksimalkan "Main Power" yakni mobilisasi pekerja.
Kepala Biro Keuangan melihatnya dari aspek penggunaan anggaran. Wisnu menitikberatkan pada pemenuhan dokumen keuangan.
"Administrasi tolong senantiasa dicross check, antara dokumen perencanaan lelang dengan realisasi di lapangan. Jangan sampai ada sebuah pergeseran, misalnya semacam CCO, tetapi dokumen perubahannya tidak ada. Harus tetap mengacu pada kontrak awal. Kita harus kuat dikonstruksi saat pembangunan dan kuat juga di administrasi," katanya.
Wisnu juga mendorong agar Rutan Boyolali melakukan percepatan realisasi anggaran sebagai bentuk capaian kinerja. Saat ini Rutan Boyolali sedang melaksanakan pembangunan masjid, poliklinik, gedung teknis, pagar silinder, pagar ornames, pagar antarbangunan, dan saluran air.
Baca juga: Pembangunan blok hunian Lapas Slawi capai 51,48 persen