Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengintensifkan sosialisasi terkait antisipasi munculnya kasus demam dengue (DBD) berdarah di kalangan masyarakat.
"Sudah saya instruksikan ke kepala Dinas Kesehatan untuk lebih intens lagi sosialisasi sama 'fogging' (pengasapan), itu yang paling penting," katanya di Solo, Senin.
Untuk daerah yang terdapat demam berdarah, ia menginstruksikan agar segera dilakukan pengasapan.
"Bahaya soalnya, lebih bahaya juga dari COVID-19," katanya.
Terkait dengan kasus DBD, ia mengakui anak keduanya La Lembah Manah juga sempat terserang penyakit tersebut. Meski demikian, saat ini kondisinya sudah membaik.
"Sudah membaik, belum pernah sakit sebelumnya," katanya.
Bahkan, selama tiga hari yakni Rabu, Kamis, dan Jumat minggu lalu ia fokus menunggui anaknya saat dirawat di rumah sakit.
"Demam berdarah bahayanya itu pas suhu turun, kan panas-panas terus, pas suhu tubuh turun orang mengiranya itu sudah sembuh. Padahal itu masa kritis, trombositnya turun. Saat itu masuk rumah sakit Rabu malam dan Sabtu malam sudah pulang ke rumah," katanya.
Terkait hal itu, Kepala DKK Surakarta Siti Wahyuningsih mencatat sejauh ini ada 13 kasus DBD di Kota Solo. Meski demikian, dipastikan hingga saat ini tidak ada kasus meninggal dunia akibat demam berdarah.
"Kalau sudah akut ya intinya masyarakat jangan ditunda-tunda, kalau panas nggak sembuh-sembuh segera menghubungi fasilitas kesehatan agar tidak ada keterlambatan," katanya.
Ia mengatakan untuk daerah yang terdapat kasus DBD di Kota Solo didominasi oleh Kelurahan Mojosongo.
"Ada juga di Sumber (tempat tinggal Gibran, red.)," katanya.