Jateng ajak swasta bantu bangun embung untuk atasi banjir
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak pihak swasta untuk ikut membantu pemerintah mengantisipasi dan mengurangi dampak banjir dengan membangun embung, sekaligus sebagai suplai air di musim kemarau.
"Di Jateng sendiri sudah ada satu perusahaan swasta yang membantu membangun dua embung, yakni di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Karanganyar. Nantinya juga akan dibicarakan lagi mana lagi yang hendak dibangun," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen usai mengikuti Webinar Konservasi Air dan Ekonomi Jawa di salah satu stasiun televisi swasta dari di Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Kamis.
Untuk itulah, dia mengajak, perusahaan swasta lainnya untuk turut serta membantu pemerintah mengatasi permasalahan bencana banjir, salah satunya dengan membangun embung sehingga air hujan bisa ditampung.
Pada tahun 2021, kata dia, Provinsi Jateng sudah merencanakan pembangunan embung di berbagai wilayah. Akan tetapi banyak yang kena fokus ulang anggaran karena untuk penanganan pandemi COVID-19.
Untuk Kabupaten Kudus sendiri, kata dia, ada empat rencana pembangunan embung, yang nantinya bisa mereduksi dampak banjir saat musim hujan serta bisa menjadi cadangan air di kala musim kemarau. Selain itu, embung dapat dimanfaatkan untuk pertanian.
Meskipun pembangunan embung bertujuan untuk mengatasi bencana, kata dia, dalam praktiknya memang banyak kendala, terutama dalam melakukan pembebasan lahannya karena masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan pemahaman terkait konstruksi bangunan sehingga dipastikan tidak membahayakan masyarakat setempat.
Terkait kekhawatiran masyarakat terhadap konstruksi embung bisa jebol, kata dia, perlu kerja sama semua pihak untuk ikut merawatnya, meskipun secara konstruksi dipastikan mampu bertahan puluhan tahun.
Upaya lain untuk menanggulangi banjir, yakni dengan membuat sumur resapan serta melakukan penghijauan agar air hujan bisa terserap ke tanah sehingga tidak langsung mengalir ke sungai yang memungkinkan bisa mengakibatkan terjadinya limpasan air sehingga membanjiri pemukiman warga maupun areal pertanian.
Karena manfaat embung cukup besar, maka pada tahun 2022 rencana pembangunan embung yang belum terlaksana karena fokus ulang anggaran tahun ini akan diusulkan kembali agar nantinya bisa direalisasikan.*
"Di Jateng sendiri sudah ada satu perusahaan swasta yang membantu membangun dua embung, yakni di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Karanganyar. Nantinya juga akan dibicarakan lagi mana lagi yang hendak dibangun," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen usai mengikuti Webinar Konservasi Air dan Ekonomi Jawa di salah satu stasiun televisi swasta dari di Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Kamis.
Untuk itulah, dia mengajak, perusahaan swasta lainnya untuk turut serta membantu pemerintah mengatasi permasalahan bencana banjir, salah satunya dengan membangun embung sehingga air hujan bisa ditampung.
Pada tahun 2021, kata dia, Provinsi Jateng sudah merencanakan pembangunan embung di berbagai wilayah. Akan tetapi banyak yang kena fokus ulang anggaran karena untuk penanganan pandemi COVID-19.
Untuk Kabupaten Kudus sendiri, kata dia, ada empat rencana pembangunan embung, yang nantinya bisa mereduksi dampak banjir saat musim hujan serta bisa menjadi cadangan air di kala musim kemarau. Selain itu, embung dapat dimanfaatkan untuk pertanian.
Meskipun pembangunan embung bertujuan untuk mengatasi bencana, kata dia, dalam praktiknya memang banyak kendala, terutama dalam melakukan pembebasan lahannya karena masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan pemahaman terkait konstruksi bangunan sehingga dipastikan tidak membahayakan masyarakat setempat.
Terkait kekhawatiran masyarakat terhadap konstruksi embung bisa jebol, kata dia, perlu kerja sama semua pihak untuk ikut merawatnya, meskipun secara konstruksi dipastikan mampu bertahan puluhan tahun.
Upaya lain untuk menanggulangi banjir, yakni dengan membuat sumur resapan serta melakukan penghijauan agar air hujan bisa terserap ke tanah sehingga tidak langsung mengalir ke sungai yang memungkinkan bisa mengakibatkan terjadinya limpasan air sehingga membanjiri pemukiman warga maupun areal pertanian.
Karena manfaat embung cukup besar, maka pada tahun 2022 rencana pembangunan embung yang belum terlaksana karena fokus ulang anggaran tahun ini akan diusulkan kembali agar nantinya bisa direalisasikan.*