Tegal (ANTARA) -
Hal tersebut disampaikan Gubernur Ganjar saat mengecek pos penyekatan pemudik di Terminal Kota Tegal, Minggu.
"Soalnya pemudik masih nekat berdatangan. Ada dua catatan yang masuk, dari aplikasi Jogo Tonggo mencatat baru 6-8 persen yang melaporkan, angkanya sekitar 10.000 pemudik, tapi catatan dari Dinas Perhubungan dari asumsi-asumsi angkutan yang masuk, sudah ada 632.000 pemudik," katanya.
Baca juga: Sejumlah pemudik masuk ke Solo jalani karantina di STP
Berdasarkan kondisi tersebut, Ganjar memprediksi para pemudik yang nekat pulang akan sama seperti tahun lalu yakni sekitar 1 juta orang.
"Saya mempertimbangkan kira-kira yang akan masuk ke Jateng segitu, maka saya mintakan agar ada pengetesan-pengetesan di level yang paling bawah," ujarnya.
Kendati demikian, orang nomor satu di Pemprov Jateng itu berharap masyarakat menaati larangan mudik dan mengapresiasi partisipasi masyarakat yang dengan sadar tidak pulang ke kampung halaman masing-masing.
"Saya tadi perjalanan dari Semarang ke Tegal, melihat sepanjang perjalanan cukup sepi. Saya terima kasih karena masyarakat taat menunda mudik dan saya berharap kondisi ini bertahan sampai tanggal 17 nanti," katanya.
Ganjar menegaskan semua masyarakat yang nekat mudik dan lolos dari penyekatan wajib dicek melalui Program Jogo Tonggo dan pengurus RT, RW, maupun kelurahan diminta proaktif melakukan pengecekan.
"Di Banyumas bagus, semua yang datang diisolasi selama lima hari, meskipun tidak semua daerah melakukan, tapi saya minta ada tindakan. Bahkan ada yang unik, salah satu pemudik terpaksa diisolasi karena dilaporkan istrinya sendiri," ujarnya.(LHP)
Baca juga: Gubernur Jateng temui pemudik yang dikarantina di GOR Satria Purwokerto
Baca juga: Gibran: Pemudik nekat bakal dijemput lalu dikarantina di STP