Gubernur Jateng temui pemudik yang dikarantina di GOR Satria Purwokerto
Purwokerto (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Banyumas menyempatkan diri untuk menemui dua pemudik yang dikarantina di kompleks Gelanggang Olahraga (GOR) Satria Purwokerto.
Dalam kunjungan yang dilakukan bersama Bupati Banyumas Achmad Husein dan pejabat lainnya, Jumat sore, Ganjar bertemu dengan seorang pemudik bernama Wagiman yang mengaku dikarantina karena dilaporkan oleh istrinya.
"Saya dilaporkan istri Pak. Gara-gara istri lapor ketua RT, saya langsung dikarantina," kata Wagiman.
Meskipun pernyataan tersebut membuat Ganjar dan pejabat lainnya tertawa, Wagiman berusaha meyakinkan bahwa dia benar-benar dilaporkan oleh istrinya.
Ia mengaku ketika baru pulang dari Jakarta, istrinya langsung lapor ke ketua RT, sehingga dia langsung dibawa ke tempat karantina meskipun belum sempat bertemu dengan anak-istrinya.
"Langsung sampai sini dikarantina, belum ketemu anak istri dikarantina di sini," katanya.
Baca juga: Desa Sidomulyo Boyolali siapkan rumah angker untuk karantina pemudik
Ia sempat merasa jengkel namun akhirnya menyadari kesalahannya yang nekat mudik setelah mengetahui bahwa semua pemudik yang datang ke Banyumas pada 6-17 Mei 2021 bakal dikarantina.
Oleh karena itu, dia pun bersedia menjalani karantina selama lima hari sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
"Saya pesan pada saudara-saudara lainnya, enggak usah mudik kalau ingin keluarga sehat semua, jangan mudik. Mudik juga sengsara, karena akan dikarantina seperti saya," katanya.
Pemudik lainnya, Rasikun, mengaku pulang ke Banyumas pada 6 Mei dan langsung dijemput oleh perangkat desa untuk menjalani karantina di GOR Satria Purwokerto.
"Saya ikut saja, karena sudah peraturan mau gimana lagi," katanya.
Baca juga: Pemkab Kudus siapkan Rusunawa untuk karantina pemudik nekat
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kisah Wagiman justru menjadi kisah yang inspiratif karena pria tersebut dikarantina karena laporan dari istrinya.
"Jadi dia dilaporkan istrinya ke RT. Istrinya bilang bahwa suaminya akan mudik dari Jakarta tanggal sekian, sehingga ketika pulang langsung ketahuan" katanya.
Terkait dengan hal itu, Ganjar memberi apresiasi atas partisipasi masyarakat Banyumas dan mengharapkan kejadian tersebut dapat menjadi contoh bagi semuanya.
Baca juga: Polisi bongkar praktik mafia bertarif Rp6,5 juta untuk lolos karantina
Ia juga mendukung upaya yang dilakukan Pemkab Banyumas yang mengarantina selama lima hari bagi semua pemudik yang pulang pada 6-17 Mei guna memberikan efek jera.
Selain menemui dua pemudik yang dikarantina di Kompleks GOR Satria Purwokerto, Ganjar juga berkesempatan mengunjungi dan memberi semangat kepada 50 warga yang menjalani isolasi di Rumah Karantina Pondok Slamet, Baturraden. Sebanyak 50 warga itu tertular COVID-19 dari klaster tarawih.(LHP)
Dalam kunjungan yang dilakukan bersama Bupati Banyumas Achmad Husein dan pejabat lainnya, Jumat sore, Ganjar bertemu dengan seorang pemudik bernama Wagiman yang mengaku dikarantina karena dilaporkan oleh istrinya.
"Saya dilaporkan istri Pak. Gara-gara istri lapor ketua RT, saya langsung dikarantina," kata Wagiman.
Meskipun pernyataan tersebut membuat Ganjar dan pejabat lainnya tertawa, Wagiman berusaha meyakinkan bahwa dia benar-benar dilaporkan oleh istrinya.
Ia mengaku ketika baru pulang dari Jakarta, istrinya langsung lapor ke ketua RT, sehingga dia langsung dibawa ke tempat karantina meskipun belum sempat bertemu dengan anak-istrinya.
"Langsung sampai sini dikarantina, belum ketemu anak istri dikarantina di sini," katanya.
Baca juga: Desa Sidomulyo Boyolali siapkan rumah angker untuk karantina pemudik
Ia sempat merasa jengkel namun akhirnya menyadari kesalahannya yang nekat mudik setelah mengetahui bahwa semua pemudik yang datang ke Banyumas pada 6-17 Mei 2021 bakal dikarantina.
Oleh karena itu, dia pun bersedia menjalani karantina selama lima hari sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
"Saya pesan pada saudara-saudara lainnya, enggak usah mudik kalau ingin keluarga sehat semua, jangan mudik. Mudik juga sengsara, karena akan dikarantina seperti saya," katanya.
Pemudik lainnya, Rasikun, mengaku pulang ke Banyumas pada 6 Mei dan langsung dijemput oleh perangkat desa untuk menjalani karantina di GOR Satria Purwokerto.
"Saya ikut saja, karena sudah peraturan mau gimana lagi," katanya.
Baca juga: Pemkab Kudus siapkan Rusunawa untuk karantina pemudik nekat
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kisah Wagiman justru menjadi kisah yang inspiratif karena pria tersebut dikarantina karena laporan dari istrinya.
"Jadi dia dilaporkan istrinya ke RT. Istrinya bilang bahwa suaminya akan mudik dari Jakarta tanggal sekian, sehingga ketika pulang langsung ketahuan" katanya.
Terkait dengan hal itu, Ganjar memberi apresiasi atas partisipasi masyarakat Banyumas dan mengharapkan kejadian tersebut dapat menjadi contoh bagi semuanya.
Baca juga: Polisi bongkar praktik mafia bertarif Rp6,5 juta untuk lolos karantina
Ia juga mendukung upaya yang dilakukan Pemkab Banyumas yang mengarantina selama lima hari bagi semua pemudik yang pulang pada 6-17 Mei guna memberikan efek jera.
Selain menemui dua pemudik yang dikarantina di Kompleks GOR Satria Purwokerto, Ganjar juga berkesempatan mengunjungi dan memberi semangat kepada 50 warga yang menjalani isolasi di Rumah Karantina Pondok Slamet, Baturraden. Sebanyak 50 warga itu tertular COVID-19 dari klaster tarawih.(LHP)