Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung upaya PT Nojorono Tobacco International (NTI) yang berencana mengembangkan ekonomi lokal, dengan mengolah buah parijoto (Medinilla speciosa) khas Gunung Muria, Kudus.
Dukungan tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat menerima kunjungan direksi PT NTI, di ruang kerjanya, Semarang, Kamis.
Untuk pengembangan ekonomi lokal usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kata dia, Pemprov Jateng akan melibatkan peran dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jateng.
Ia mengatakan bahwa Pemprov Jateng berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pembangunan di berbagai bidang, salah satunya melalui dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan.
Sementara itu, Direktur Pengelola PT NTI Arief Goenadibrata menuturkan, pihaknya ingin berkontribusi memberi manfaat bagi masyarakat, melalui program-program sosial perusahaan.
Program yang dijalankan perusahaan, di antaranya fokus pada budaya, lingkungan, dan ekonomi lokal.
Salah satu yang dikembangkan, kata dia, yakni pengolahan buah Parijoto yang terkenal dari Gunung Muria dan selama ini masih dikonsumsi langsung dalam bentuk buah.
Ia berencana menciptakan permintaan terhadap buah parijoto dalam bentuk makanan olahan, misalnya diolah menjadi brownies atau teh kombucha.
Menurut dia, strategi itu dinilai lebih memberikan dampak positif dibandingkan intervensi dari sisi hulu, dengan menambah produksi.
"Lebih ke 'create demand', yang jualan lebih banyak dari UMKM-nya. Otomatis dari petaninya nanti banyak yang menanam. Harus ada yang mau konsumsi (produk, red.) dahulu," katanya.
Dari sisi budaya, PT NTI akan menggaungkan Caping Kalo, yakni penutup kepala tradisional khas Kabupaten Kudus yang terbuat dari bambu, dan sekarang ini sudah semakin terlupakan.
Selain menggaungkan kembali Caping Kalo, pihaknya juga tengah menggarap tarian kretek yang bercerita mengenai perjalanan tembakau lokal.
Kretek, kata dia, merupakan perpaduan tembakau dan cengkeh sebagai hasil budaya asli Indonesia yang perlu dipatenkan agar tidak diklaim negara lain.
Untuk menjaga nilai itu, Arief mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kudus untuk merevitalisasi Museum Kretek di Kudus.