Semarang (ANTARA) - Panitia bakal menerapkan protokol kesehatan secara ketat bagi pelari elite (elite runner) yang mengikuti lomba lari Borobudur Marathon (BorMar) 2020 di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur, Magelang, 15 November mendatang, dengan mewajibkan mereka menjalani tes usap (swab) dan karantina sebelum berlomba.
Menurut Panitia Pelaksana Lukminto Wibowo, Jumat, akibat pandemi COVID-19, penyelenggaraan BorMar tahun ini menerapkan model hybrid yaitu kombinasi elite run dan virtual run. Elite run diikuti 30-50 pelari hasil rekomendasi Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), sedangkan virtual bagi pelari umum di berbagai wilayah Tanah Air.
"Khusus pelari elite yang hadir secara fisik di Borobudur, akan ada protokol kesehatan yang ketat. Begitu datang di bandara, menjalani tes swab, diangkut bus khusus dengan pengawalan petugas kesehatan khusus. Saat di hotel pun dikarantina, pakai masker, dilarang berbaur satu sama lain. Latihan juga seizin panitia," katanya melalui siaran pers yang diterima di Semarang, Jumat.
Baca juga: Borobudur Marathon 2020, Ganjar: Jateng akan terus berlari
Luki, sapaan Lukminto Wibowo, menegaskan panitia juga menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat di sepanjang rute BorMar agar mereka memakai masker dan menjaga jarak dari pelari saat menonton.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, rute maraton yang digunakan adalah dua kali rute half maraton. Artinya, selepas start dan pelari mencapai jarak half maraton, mereka akan memutar balik menuju garis finis .
"Kami akan mengagendakan simulasi rute ini bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan bersepeda," tambahnya.
5.000 Peserta
Dijelaskan, terkait kepesertaan lomba lari virtual, 2 hari ini panitia membuka pendaftaran. Jumlah peserta masih dalam kisaran 1.000-an.
Jumlah itu tentu ditambah dengan pendaftar yang sejak awal tahun terjaring melalui sistem ballout (undian). Sebelum ada keputusan model hybrid karena wabah corona, panitia telah mengantongi 9.000-an pendaftar dengan mengacu BorMar 2019.
"Kami targetkan ada 5.000 peserta lari virtual yang bisa memilih lomba lari 10 km, half maraton, dan maraton," imbuhnya.
Pada bagian lain, Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An berharap event yang tetap ditunggu masyarakat Magelang ini mampu menjaga gaung BorMar sebagai ikon lomba lari Indonesia.
Dia pun ingin ajang tersebut mendorong masyarakat dan para pelaku pariwisata di Jateng, khususnya di Magelang, untuk kembali optimistis dan bangkit di tengah pandemi.
Baca juga: Dampak pandemi, Borobudur Marathon 2020 dilakukan dalam dua model
Baca juga: Borobudur Marathon 2020 siap digelar November