Semarang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) terus berinovasi dalam keberlangsungan bisnisnya salah satunya dengan bergeser serba digital di antaranya digitalisasi SPBU, aplikasi My Pertamina, hingga pengelolaan sosial media.
Hal tersebut disampaikan Manager Media Communication PT Pertamina (Persero) Heppy Wulansari pada kegiatan Nongkrong Bareng Pertamina yang diselenggarakan Pertamina MOR IV wilayah Jawa Tengah dan DIY di Semarang, Kamis.
Heppy mencontohkan dengan teknologi digital tersebut, ada banyak yang manfaat tidak hanya pekerjaan menjadi efektif, tetapi juga sebagai upaya untuk melakukan pengawasan dapat berjalan lebih maksimal seperti dapat mengetahui ada tidaknya kebocoran, dan kemungkinan lain seperti hal yang terjadi di luar kewajaran.
"Pertamina juga sudah memulai menerapkan pembayaran secara nontunai atau cashless. Kami bekerja sama dengan perbankan," kata Heppy.
Sebagai BUMN, tambah Pertamina memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan energi di Indonesia, sehingga beragam inovasi teknologi dan digitalisasi terus diakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi.
Melalui platform media sosial misalnya, lanjut Heppy, Pertamina dapat menjangkau stakeholder dan konsumen hingga ke pelosok bahkan ke lokasi yang jauh dari titik SPBU termasuk sebagai media untuk berinteraksi sekaligus wadah untuk memberikan solusi ketersediaan energi.
Baca juga: Pertamina bakal kembangkan Pertashop di seluruh desa
Selain Heppy, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan Pertamina memegang peranan penting dalam keberlangsungan energi di Indonesia mulai dari sektor hulu hingga hilir.
Komaidi menyebutkan saat ini kondisi produksi dan konsumsi migas di Asia Pasifik berbanding cukup jauh yakni produksi migas di Asia Pasifik mengambil porsi hanya 30 persen sedangkan konsumsinya 60 persen begitu pula produksi minyak di Indonesia hanya berkisar di angka 800 ribu barel sedangkan konsumsi berada di angka 1,6 juta barel.
“Sehingga, pemenuhan kebutuhan minyak di Indonesia saat ini adalah melalui impor," kata Komaidi.
Pada kesempatan tersebut, Pertamina juga berbagi mengenai budaya safety di SPBU seperti bahayanya listrik statis saat pemakaian handphone saat pengisian BBM yang disampaikan Pjs Region Manager Health, Safety, Security & Environment (HSSE) Pertamina MOR IV Ikhlas Mokodongan.
Pjs. Unit Manager Communication & Relation Pertamina MOR IV Arya Yusa Dwicandra menambahkan sosialisasi safety di SPBU tersebut merupakan rangkaian kegiatan Pertamina MOR IV dalam menyemarakkan Bulan K3 yang dicetuskan pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia dan sekaligus sebagai sarana untuk menjawab pertanyaan dari masyarakat terkait transaksi e-wallet di SPBU.
“Beberapa bulan ini, kami menerima beberapa pertanyaan dari masyarakat maupun dari rekan jurnalis tentang bagaimana keamanan dalam bertransaksi e-wallet menggunakan smartphone seperti link aja atau mypertamina. Semua itu bisa dilakukan dengan aman bila dilakukan setelah proses pengisian BBM ke tangki kendaraan selesai, di area aman yang telah ditentukan, juga di dalam kendaraan yang tidak sejajar dengan tangki kendaraan," jelas Arya.
Jika konsumen masih menemukan hal yang tidak aman atau unsafe di SPBU, tambah Arya, maka masyarakat dapat melaporkannya ke kontak Pertamina 135 atau melalui website www.pertamina.com.