Semarang (ANTARA) - Sekretaris Departemen Pemerintahan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hanjaya Setiawan meminta pemerintah tidak mengikuti ajakan pemblokiran frekuensi jaringan seluler 5G Huawei oleh negara Amerika Serikat.
"Kalau ikut memblokir 5G, interkoneksi antarjaringan akan semakin sulit dan mahal, yang pada akhirnya konsumen akan menanggung beban biaya," katanya saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Selasa.
Menurut dia, alasan Amerika Serikat menolak frekuensi jaringan seluler 5G itu tidak memiliki dasar ilmiah dan berpotensi merugikan konsumen telekomunikasi karena justru membuat kehilangan kesempatan menikmati teknologi tinggi berbiaya murah.
Apalagi, lanjut dia, dalam era Industri 4.0 dibutuhkan teknologi koneksi telekomunikasi yang mumpuni, namun terjangkau.
"Hal itu justru berpotensi merugikan konsumen telekomunikasi, bahkan terindikasi sebagai praktik perang dagang yang tidak sehat," ujar Caleg DPR RI Daerah Pemilihan Jateng I yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, serta Kendal itu.
Terbukti, lanjut dia, negara sekutu utama Amerika yang memiliki kemampuan teknologi tinggi, yakni Inggris dan Jerman menolak ajakan pemblokiran jaringan seluler tersebut.
Bahkan Robert Hannigan, mantan Direktur Intelligent Signals and Cryptography di Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah (GCHQ), menyatakan klaim Amerika tersebut sebagai omong kosong.
"Sebagai negara yang punya kecenderungan menganut pasar bebas, Amerika seharusnya memberikan kesempatan kepada provider telekomunikasi untuk menghadirkan layanan canggih berbiaya murah melalui praktik kompetisi yang sehat," katanya.
Lebih lanjut Hanjaya meminta pemerintah Indonesia mendorong perusahaan telekomunikasi untuk mengoptimalkan frekuensi jaringan seluler 4G yang ada sekarang, sebelum melangkah ke jaringan seluler 5G.
"Nanti kalau saatnya masuk ke frekuensi jaringan seluler 5G, pemerintah diharapkan memilih penyedia layanan jaringan seluler 5G terbaik tanpa takut akan tekanan politik dari pihak negara mana pun dan pertimbangan harus berdasarkan manfaat bagi negara, masyarakat, serta konsumen telekomunikasi," ujarnya.
Seperti diketahui, Amerika Serikat memperingatkan sekutu-sekutu negaranya agar tidak menggunakan teknologi Huawei terkait dengan penggunaan frekuensi jaringan seluler 5G, dimana Huawei adalah pemasok perangkat 5G paling utama ke beberapa operator telepon besar di dunia.
Pemblokiran tersebut dilakukan karena penggunaan frekuensi jarungan seluler 5G dianggap mengancam keamanan Amerika Serikat.
Berita Terkait
XL Axiata dan Huawei kerja sama strategis pemanfaatan AI
Senin, 4 Maret 2024 13:51 Wib
Pemkot Surakarta gandeng swasta wujudkan Giga City
Selasa, 22 Agustus 2023 12:28 Wib
Smartfren gandeng Huawei percepat pertumbuhan digital melalui Cloud
Selasa, 21 Februari 2023 19:56 Wib
XL Axiata dan Huawei raih penghargaan pada TM Forum 2022 Catalyst Awards
Selasa, 4 Oktober 2022 13:58 Wib
Kolaborasi XL Axiata-Huawei, terapkan teknologi terbaru untuk perbesar kapasitas jaringan
Rabu, 28 September 2022 21:58 Wib
Pendapatan Huawei anjlok, Apple meroket
Sabtu, 30 Oktober 2021 16:30 Wib
Samsung bakal luncurkan lebih awal ponsel andalan untuk saingi Huawei
Senin, 9 November 2020 13:13 Wib
Huawei Mobile Services berikan kenyamanan bagi pengguna telepon pintar Huawei
Jumat, 7 Agustus 2020 10:08 Wib