Purwokerto (Antaranews Jateng) - Sebuah video berisi tentang seorang guru memukul empat siswa yang diduga terjadi di ruang kelas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tujuh Lima 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, beredar di media sosial.
Dalam video berdurasi 30 detik yang diterima Antara di Purwokerto, Selasa, melalui salah satu grup Whatsapp, terlihat seorang guru yang mengenakan baju keki memukul punggung dan menjewer telinga salah seorang siswa sambil mengatakan, "Islam kok ora gelem shalat (Islam kok tidak mau shalat, red.)".
Hal serupa juga dilakukan guru terhadap teman sebangku siswa yang lebih dahulu dipukul. Namun, saat gurunya diam, siswa yang lebih dahulu dipukul justru mengatakan sesuatu, sedangkan teman sebangkunya memukul meja.
Oleh karena itu, siswa yang memukul meja diminta keluar dari ruang kelas dan selanjutnya guru tersebut menampar pipi kiri siswa yang duduk di bangku belakang sambil mengatakan, "kowe shalat ora angel mbok (kamu shalat tidak sulit kan, red.)".
Guru itu juga bertanya kepada teman sebangku siswa yang ditampar, apakah dia shalat atau tidak salah. Ketika mendengar jawaban siswanya, guru itu langsung memukul siswa tersebut sambil mengatakan, "kena ngapa ora shalat (kenapa tidak shalat, red.)".
Saat dikonfirmasi wartawan, Kepala SMK Tujuh Lima 2 Purwokerto Diah Retno Lukita mengakui jika video yang beredar di media sosial itu memang terjadi di sekolah itu.
Dia mengatakan pemukulan tersebut dilakukan seorang guru berinisial IT yang mengajar pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
"Beliau sudah lama mengajar dan termasuk guru yang disiplin. Kalau ada anak yang nilainya kurang, beliau akan tetap melayani dengan memberi tugas," katanya.
Dia menduga kejadian tersebut berkaitan dengan pendidikan karakter di mana PKn erat kaitannya dengan masalah agama sehingga IT marah ketika waktunya shalat, ternyata ada siswa yang tidak melaksanakannya.
Ia mengatakan orang tua dari para siswa yang dipukul oleh IT juga telah datang ke sekolah guna meminta solusi agar kasus tersebut tidak terulang lagi.
Menurut dia, kasus pemukulan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan, sedangkan orang tua siswa telah memaafkan perbuatan IT.
"Mudah-mudahan dengan kejadian ini menjadi pembelajaran berharga buat semuanya, baik bagi gurunya maupun siswa," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, guru akan berusaha mencari cara yang lebih bijak untuk mendidik siswa.
Sementara bagi siswa, lanjut dia, jika tidak mau mendapatkan akibat yang buruk, harus melakukan perbuatan yang baik.
Berita Terkait
Pemkot Pekalongan komitmen tingkatkan mutu pendidikan guru penggerak
Kamis, 25 April 2024 8:43 Wib
UMP buka peluang bagi yang berminat jadi guru PAUD
Rabu, 24 April 2024 15:41 Wib
Guru penggerak di Kudus prioritas ikuti seleksi kepala sekolah
Sabtu, 20 April 2024 5:33 Wib
Halalbihalal FITK UIN Walisongo dihadiri guru, senior, dan keluarga besar
Jumat, 19 April 2024 14:05 Wib
Gara-gara kecanduan judi online. guru honorer korbankan ibu kandung dan adik
Selasa, 16 April 2024 9:09 Wib
Lazisnu Kudus berikan santunan kepada 1.350 guru ngaji
Minggu, 7 April 2024 5:44 Wib
46 guru besar dan dosen nyatakan sebagai sahabat pengadilan untuk AMAN
Kamis, 4 April 2024 10:30 Wib
Pemkab Batang siapkan formasi guru dan staf administrasi PPPK
Minggu, 31 Maret 2024 18:44 Wib