Rayakan Hari KI, Kemenkumhan gelar siniar bersama UMS
Semarang (ANTARA) - Merayakan Hari Kekayaan Intelektual (HKI) Sedunia yang jatuh setiap tanggal 26 April, Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar siniar atau podcast kekayaan intelektual di Fakultas Komunikasi dan Informatika UMS, Jumat (26/4).
Selain dalam rangka menyambut Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, kegiatan ini juga bertujuan mengenalkan kekayaan intelektual kepada masyarakat luas.
Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Anggiat Ferdinan didampingi Kepala Sub Bidang Kekayaan Intelektual, Tri Junianto, hadir menjadi narasumber yang dipandu Rois Fatoni, Dekan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia UMS Surakarta.
Pada paparan awal, Kadivyankumham menyampaikan beragam kegiatan Kanwil Jateng dalam merayakan Hari KI Sedunia.
"Hari ini kita rayakan Hari KI Sedunia. Selain podcast, Kanwil Jateng mengadakan beragam kegiatan, antara lain kegiatan RUKI (Guru KI) di beberapa sekolah menengah atas , lalu Diseminasi dan Sosialisasi KI, serta Layanan Konsultasi dan Pendaftaran KI yang bertajuk Mobile Intelectual Property Clinic (MIPC) di Kota Salatiga.
Berikutnya, Anggiat menyampaikan bagaimana peran Kanwil Kemenkumham Jateng dalam mengenalkan kekayaan intelektual kepada masyarakat luas, antara lain menjalin sinergi dengan pemangku kepentingan termasuk dalam hal ini perguruan tinggi
"Provinsi Jawa Tengah ini sangat luas, kami berharap adanya kegiatan siniar ini, masyarakat makin memahami betapa pentingnya kekayaan intelektual. Silakan masyarakat datang ke Kanwil Jateng untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita dengan mendaftarkan KI, salah satunya melalui indikasi geografis, " ujarnya.
Kadivyankumham mengatakan jika tahun ini ditetapkan Kemenkumham sebagai Tahun Indikasi Geografis.
"Ada kurang lebih 15 Indikasi Geografis di Jawa Tengah yang telah terdaftar," tambah Anggiat.
Sementara itu, Kasubid Pelayanan KI Kanwil Jateng menerangkan berkaitan dengan ruang lingkup Kekayaan Intelektual, antara lain Merek, Paten, Desain Industri, Indikasi Geografis, Hak Cipta dan lain sebagainya.
Tri Junianto menjelaskan bagaimana pentingnya mendaftarkan HKI
"Penting untuk menghindari adanya pelanggaran dari oknum yang tidak bertanggungjawab. Ketika sudah terdaftar secara sah, maka orang yang ingin menggunakan karyanya harus meminta izin dari pemiliknya," jelas Kasubid Pelayanan KI.
Tri, sapaan akrabnya, melanjutkan pemberian hak ini juga bertujuan memajukan sebuah kreativitas dan karya.
"Ketika mendaftarkan HKI maka pemilik karya akan merasa tenang. Sebab produk ciptaan mereka sudah memiliki perlindungan hukum yang sah," jelas Tri.
Ia kemudian menjelaskan tujuan mengenalkan KI melalui Guru KI.
"Kami ingin menyampaikan bahwa yang dilakukan anak sekolah itu bagian dari Kekayaan Intelektual, seperti membuat sajak atau puisi. Kami ingin mendorong anak-anak kreatif dan inovatif," terangnya lagi.
Saat ditanya apakah biayanya mahal untuk mendaftarkan sebuah karya, ia menegaskan jika biayanya tidaklah mahal.
"Murah ya, antara Rp200 sampai Rp300 ribu. Dan perlindungannya seumur hidup, " kata Tri.
Pada akhir acara, Kadivyankumham mengajak masyarakat untuk datang ke Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah guna mendaftarkan karya dan kreasinya.
"Buah kecapi buah kedondong, daftar KI doong....," pungkasnya dengan sebuah pantun. ***
Selain dalam rangka menyambut Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, kegiatan ini juga bertujuan mengenalkan kekayaan intelektual kepada masyarakat luas.
Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Anggiat Ferdinan didampingi Kepala Sub Bidang Kekayaan Intelektual, Tri Junianto, hadir menjadi narasumber yang dipandu Rois Fatoni, Dekan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia UMS Surakarta.
Pada paparan awal, Kadivyankumham menyampaikan beragam kegiatan Kanwil Jateng dalam merayakan Hari KI Sedunia.
"Hari ini kita rayakan Hari KI Sedunia. Selain podcast, Kanwil Jateng mengadakan beragam kegiatan, antara lain kegiatan RUKI (Guru KI) di beberapa sekolah menengah atas , lalu Diseminasi dan Sosialisasi KI, serta Layanan Konsultasi dan Pendaftaran KI yang bertajuk Mobile Intelectual Property Clinic (MIPC) di Kota Salatiga.
Berikutnya, Anggiat menyampaikan bagaimana peran Kanwil Kemenkumham Jateng dalam mengenalkan kekayaan intelektual kepada masyarakat luas, antara lain menjalin sinergi dengan pemangku kepentingan termasuk dalam hal ini perguruan tinggi
"Provinsi Jawa Tengah ini sangat luas, kami berharap adanya kegiatan siniar ini, masyarakat makin memahami betapa pentingnya kekayaan intelektual. Silakan masyarakat datang ke Kanwil Jateng untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita dengan mendaftarkan KI, salah satunya melalui indikasi geografis, " ujarnya.
Kadivyankumham mengatakan jika tahun ini ditetapkan Kemenkumham sebagai Tahun Indikasi Geografis.
"Ada kurang lebih 15 Indikasi Geografis di Jawa Tengah yang telah terdaftar," tambah Anggiat.
Sementara itu, Kasubid Pelayanan KI Kanwil Jateng menerangkan berkaitan dengan ruang lingkup Kekayaan Intelektual, antara lain Merek, Paten, Desain Industri, Indikasi Geografis, Hak Cipta dan lain sebagainya.
Tri Junianto menjelaskan bagaimana pentingnya mendaftarkan HKI
"Penting untuk menghindari adanya pelanggaran dari oknum yang tidak bertanggungjawab. Ketika sudah terdaftar secara sah, maka orang yang ingin menggunakan karyanya harus meminta izin dari pemiliknya," jelas Kasubid Pelayanan KI.
Tri, sapaan akrabnya, melanjutkan pemberian hak ini juga bertujuan memajukan sebuah kreativitas dan karya.
"Ketika mendaftarkan HKI maka pemilik karya akan merasa tenang. Sebab produk ciptaan mereka sudah memiliki perlindungan hukum yang sah," jelas Tri.
Ia kemudian menjelaskan tujuan mengenalkan KI melalui Guru KI.
"Kami ingin menyampaikan bahwa yang dilakukan anak sekolah itu bagian dari Kekayaan Intelektual, seperti membuat sajak atau puisi. Kami ingin mendorong anak-anak kreatif dan inovatif," terangnya lagi.
Saat ditanya apakah biayanya mahal untuk mendaftarkan sebuah karya, ia menegaskan jika biayanya tidaklah mahal.
"Murah ya, antara Rp200 sampai Rp300 ribu. Dan perlindungannya seumur hidup, " kata Tri.
Pada akhir acara, Kadivyankumham mengajak masyarakat untuk datang ke Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah guna mendaftarkan karya dan kreasinya.
"Buah kecapi buah kedondong, daftar KI doong....," pungkasnya dengan sebuah pantun. ***