BPCB studi teknis pelurusan sungai di Situs Liyangan
Temanggung, Jateng (ANTARA) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melakukan studi teknis pelurusan sungai di kawasan Situs Liyangan di Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Pemugaran BPCB Provinsi Jateng Eri Budiarto di Temanggung, Kamis, mengatakan, dalam studi teknis pelurusan sungai ini BPCB melibatkan ahli geologi dan juga ahli sumber daya air.
"Namanya memang pelurusan sungai tetapi bukan berarti kami akan meluruskan sungai, cuma mengecek aliran sungai yang menerjang ke Situs Liyangan ini apakah sungai asli atau karena hujan yang cukup deras akhirnya membentuk aliran," katanya.
Baca juga: Petirtaan Situs Liyangan Temanggung bakal dipugar
Oleh karena itu, kata dia, diadakan pengecekan dengan melakukan scan aliran sungai dari atas sampai ke tempuran bawah di sekitar situs.
"Setelah pendataan di lapangan selesai nanti akan kami olah untuk mendapatkan hasilnya, tetapi dari pengamatan lapangan kemarin ada beberapa yang mungin dipindahkan aliran ada yang tidak," katanya.
Menurut dia bagi yang tidak bisa dipindahkan nanti akan diperkuat dengan talud tradisional, yaitu bukan talud yang menggunakan
beton cor untuk menyelaraskan dengan kondisi lingkungan kawasan situs.
Ia menyampaikan studi tekns pelurusan sungai ini dimulai awal pekan ini dan akan berlangsung selama 12 hari.
"Hari ini masih berlangsung studi di lapangan, namun karena hampir seharian hujan aktivitas berhenti dan besok pagi kami
akan melanjutkan lagi, tinggal sekitar 200 meter yang belum dilakukan scan," demikian Eri Budiarto.
Baca juga: Penambangan Liyangan di Temanggung longsor telan satu korban tewas
Baca juga: Situs Liyangan Temanggung menjadi prioritas penanganan Ditjen Kebudayaan
Baca juga: BPCB bangun drainase di sekitar Situs Liyangan
Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Pemugaran BPCB Provinsi Jateng Eri Budiarto di Temanggung, Kamis, mengatakan, dalam studi teknis pelurusan sungai ini BPCB melibatkan ahli geologi dan juga ahli sumber daya air.
"Namanya memang pelurusan sungai tetapi bukan berarti kami akan meluruskan sungai, cuma mengecek aliran sungai yang menerjang ke Situs Liyangan ini apakah sungai asli atau karena hujan yang cukup deras akhirnya membentuk aliran," katanya.
Baca juga: Petirtaan Situs Liyangan Temanggung bakal dipugar
Oleh karena itu, kata dia, diadakan pengecekan dengan melakukan scan aliran sungai dari atas sampai ke tempuran bawah di sekitar situs.
"Setelah pendataan di lapangan selesai nanti akan kami olah untuk mendapatkan hasilnya, tetapi dari pengamatan lapangan kemarin ada beberapa yang mungin dipindahkan aliran ada yang tidak," katanya.
Menurut dia bagi yang tidak bisa dipindahkan nanti akan diperkuat dengan talud tradisional, yaitu bukan talud yang menggunakan
beton cor untuk menyelaraskan dengan kondisi lingkungan kawasan situs.
Ia menyampaikan studi tekns pelurusan sungai ini dimulai awal pekan ini dan akan berlangsung selama 12 hari.
"Hari ini masih berlangsung studi di lapangan, namun karena hampir seharian hujan aktivitas berhenti dan besok pagi kami
akan melanjutkan lagi, tinggal sekitar 200 meter yang belum dilakukan scan," demikian Eri Budiarto.
Baca juga: Penambangan Liyangan di Temanggung longsor telan satu korban tewas
Baca juga: Situs Liyangan Temanggung menjadi prioritas penanganan Ditjen Kebudayaan
Baca juga: BPCB bangun drainase di sekitar Situs Liyangan