Jakarta (Antaranews Jateng) - Hingga saat ini masih beredar pesan berantai (broadcast message) melalui beragam aplikasi chat maupun media sosial yang menyebutkan bahwa menghidupkan pendingin udara (AC) tanpa membuka kaca mobil bisa menyebabkan kanker yang berujung pada kematian.
Dalam pesan berantai itu disebutkan bahwa pengguna mobil harus membuka kaca sebelum menghidupkan AC guna menghindari terhirupnya uap yang mengandung zat berbahaya, benzene, dari dalam mobil yang dihasilkan dari dashboard atau bahan interior lainnya.
Namun benarkah informasi yang disuguhkan dalam pesan berantai itu?
Manajer Public Relation PT Toyota Astra Motor (TAM), Rouli Sijabat, menyatakan pesan berantai yang mengatasnamakan salah satu jaringan diler Toyota itu merupakan tidak benar, alias hoaks.
"Broadcast message sudah dari beberapa tahun yang lalu beredar di media sosial, dan kami sudah menjelaskan bahwa itu hoaks," kata dia, Jumat.
Selain itu, Bobby Putra teknisi dari bengkel Jaya AC di Cibubur, Jakarta Timur, mengatakan bahwa membuka kaca saat menghidupkan pendingin ruangan bukanlah untuk mengeluarkan racun dari interior, tapi mempercepat proses pendinginan terutama pada kendaraan yang diparkir di bawah terik Matahari.
"Saat masuk mobil yang diparkir di luar, tentu rasanya panas. Maka buka kacanya lalu menghidupkan AC. Bukan karena racun, tapi untuk mengeluarkan hawa panas supaya mobil cepat dingin," kata Bobby yang sudah bekerja 12 tahun sebagai mekanik AC.
Ia menjelaskan bahwa membuka kaca sebelum mengaktifkan AC seusai diparkir di terik sinar Matahari akan meringankan kinerja AC.
"Kalau diparkir indoor, langsung nyalakan saja, langsung terasa dingin, kalau AC-nya masih bagus," katanya.
Faktor kenyamanan
Direktur Konten Medis organisasi American Cancer Society, Ted Gansler, MD, MBA, menyebutkan berdasarkan penelitian laboratorium pada manusia dan hewan, ada hubungan antara benzena dan kanker yang terfokus pada kasus-kasus leukemia dan kanker sel darah.
Namun dalam penelitian itu, orang-orang yang terpapar benzena level tinggi adalah mereka yang bekerja di industri kimia dan minyak, bukan karena menghirup uap AC dari dalam mobil.
Adapun kaitannya membuka kaca mobil sebelum menyalakan AC adalah karena faktor kenyamanan semata, yaitu menciptakan kondisi dalam kabin mobil yang cepat dingin, bukan karena potensi uap benzene yang menyebabkan kanker.
"Membuka jendela adalah cara tercepat untuk menukar udara dari interior yang panas dengan udara luar yang lebih dingin. Setelah selesai (buka kaca), AC membuat temperatur di dalam lebih dingin dari udara luar. Rekomendasi manual itu mungkin berfokus pada kenyamanan penumpang, daripada faktor toksikologi," tulis Ted Gansler dalam American Cancer Society.
Studi di Jerman yang diterbitkan pada 2007, secara khusus meneliti bahwa tidak ditemukan bahaya untuk kesehatan manusia pada udara dari dalam mobil yang diparkir.
Analisis dari studi itu mendeteksi bahwa beberapa bahan kimia penyebab kanker atau karsinogen justru ditemukan pada udara di bangunan-bangunan.
Dalam broadcast message di atas disebutkan bahwa jika mobil parkir di luar ruangan di bawah sinar Matahari pada 15 derajat ke atas, maka tingkat benzene naik hingga 2000-4.000mg, atau 40 kali dari tingkat benzene yang bisa ditoleransi.
Ted Gansler pun menjabarkan perhitungan itu tidak sesuai dengan prinsip ilmiah dasar terkait bahan kimia, yang semestinya dihitung dengan massa per volume, misalnya berapa mg zat per meter kubik.
Adapun jika terdapat zat benzena di dalam mobil karena sisa-sisa asap rokok atau asap pembakaran kendaraan yang menyelinap masuk, jumlahnya tidak akan sebesar itu.
"Kami tidak menemukan penelitian yang dipublikasikan untuk mengkonfirmasi klaim dari laporan ini. Tingkat benzena yang melebihi rekomendasi pada suatu tempat yang terpapar kronis, telah diamati pada beberapa mobil yang berjalan, tetapi pada level ini, tampaknya tidak mungkin terjadi dalam mobil yang dirawat dengan baik," kata dia.
Pada bagian akhir penjelasannya, Ted Gansler menyarankan agar orang-orang mengindari asap rokok dan asap pembakaran mesin bensin sebagai faktor utama pemaparan zat benzena.