Dua ahli dari BPCB rawat Masjid Kudus
Kudus (Antaranews Jateng) - Pemeliharaan menara dan Masjid Kudus yang menjadi ikon Kota Kudus, Jawa Tengah, melibatkan tenaga ahli dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, kata juru bicara Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Deny Nur Hakim.
"Tenaga ahli dari BPCB Jateng yang dilibatkan dalam pemeliharaan sehari-hari terdapat dua orang," ujarnya di Kudus, Selasa.
Kedua orang tersebut, kata dia, sebetulnya merupakan warga Kudus, namun karena dinilai mampu melakukan pekerjaan dalam hal pemeliharaan benda-benda cagar budaya akhirnya mereka diangkat sebagai pegawai BPCB.
Meskipun demikian, lanjut dia, kemampuannya dalam melakukan pemeliharaan benda-benda cagar budaya, terutama di kompleks Menara dan Masjid serta Makam Sunan Kudus tidak diragukan lagi.
"Mereka juga dibekali pengetahuan tentang tata cara perawatan benda cagar budaya, khususnya di kompleks Makam Sunan Kudus bangunannya merupakan batu bata," ujarnya.
Selain melibatkan dua tenaga BPCB, dalam pemeliharaan sehari-hari juga dibantu delapan orang serta ketika membutuhkan tenaga tukang kayu atau lainnya terdapat delapan orang.
Ia mengatakan personel yang dilibatkan merupakan orang-orang khusus yang selama ini memang bertugas melakukan perawatan maupun perbaikan kecil-kecil di kompleks Makam Sunan Kudus.
Konstruksi bangunan di kompleks Makam Sunan Kudus, seperti tembok makam maupun masjid serta menara terbuat dari batu bata sehingga membutuhkan perawatan ekstra agar tidak mudah lapuk.
"Setiap tumbuh lumut memang harus segera dibersihkan agar kualitas batasnya tetap terjaga," ujarnya.
Selain lingkungan kompleks Makam Sunan Kudus terjaga kebersihannya, semua benda cagar budaya yang terawat dengan baik tentu bisa menjadi daya tarik wisata.
Menara Kudus sendiri pernah dilakukan perbaikan pada tahun 2013 higgga 2014 karena mengalami kemiringan serta banyak batu bata yang mulai lapuk.
Perbaikan bangunan Menara Kudus tersebut ditangani oleh BPCB dengan dukungan anggaran dari APBD Provinsi, sedangkan perbaikan pendapa tajuk dibiaya oleh APBN pada tahun 2013.
Demi menjaga bangunan Menara Kudus yang dibangun sejak 1549 Masehi atau 956 Hijriah tetap berdiri kokoh, maka di sisi luar bangunan dibuatkan sabuk peredam getaran karena kemiringan bangunan bersejarah tersebut diduga tidak hanya karena faktor cuaca, melainkan ikut disebabkan pula oleh lalu lalang kendaraan di Jalan Menara Kudus.
Batu bata yang mulai lapuk, kata Dany, disebabkan karena faktor cuaca dan usia batu bata yang cukup tua sehingga dilakukan penggantian dengan batu bata yang baru.
Dalam rangka menjaga bangunan bersejarah tersebut tetap berdiri kokoh, maka Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus memindahkan tempat parkir sepeda motor ke tempat lain yang lebih reprentatif, sedangkan parkir mobil pribadi juga disediakan oleh pemda setempat.
Akses masuk Jalan Menara Kudus juga dibatasi hanya untuk warga setempat yang memang memiliki tempat tinggal di sekitar kompleks Menara Kudus.
"Tenaga ahli dari BPCB Jateng yang dilibatkan dalam pemeliharaan sehari-hari terdapat dua orang," ujarnya di Kudus, Selasa.
Kedua orang tersebut, kata dia, sebetulnya merupakan warga Kudus, namun karena dinilai mampu melakukan pekerjaan dalam hal pemeliharaan benda-benda cagar budaya akhirnya mereka diangkat sebagai pegawai BPCB.
Meskipun demikian, lanjut dia, kemampuannya dalam melakukan pemeliharaan benda-benda cagar budaya, terutama di kompleks Menara dan Masjid serta Makam Sunan Kudus tidak diragukan lagi.
"Mereka juga dibekali pengetahuan tentang tata cara perawatan benda cagar budaya, khususnya di kompleks Makam Sunan Kudus bangunannya merupakan batu bata," ujarnya.
Selain melibatkan dua tenaga BPCB, dalam pemeliharaan sehari-hari juga dibantu delapan orang serta ketika membutuhkan tenaga tukang kayu atau lainnya terdapat delapan orang.
Ia mengatakan personel yang dilibatkan merupakan orang-orang khusus yang selama ini memang bertugas melakukan perawatan maupun perbaikan kecil-kecil di kompleks Makam Sunan Kudus.
Konstruksi bangunan di kompleks Makam Sunan Kudus, seperti tembok makam maupun masjid serta menara terbuat dari batu bata sehingga membutuhkan perawatan ekstra agar tidak mudah lapuk.
"Setiap tumbuh lumut memang harus segera dibersihkan agar kualitas batasnya tetap terjaga," ujarnya.
Selain lingkungan kompleks Makam Sunan Kudus terjaga kebersihannya, semua benda cagar budaya yang terawat dengan baik tentu bisa menjadi daya tarik wisata.
Menara Kudus sendiri pernah dilakukan perbaikan pada tahun 2013 higgga 2014 karena mengalami kemiringan serta banyak batu bata yang mulai lapuk.
Perbaikan bangunan Menara Kudus tersebut ditangani oleh BPCB dengan dukungan anggaran dari APBD Provinsi, sedangkan perbaikan pendapa tajuk dibiaya oleh APBN pada tahun 2013.
Demi menjaga bangunan Menara Kudus yang dibangun sejak 1549 Masehi atau 956 Hijriah tetap berdiri kokoh, maka di sisi luar bangunan dibuatkan sabuk peredam getaran karena kemiringan bangunan bersejarah tersebut diduga tidak hanya karena faktor cuaca, melainkan ikut disebabkan pula oleh lalu lalang kendaraan di Jalan Menara Kudus.
Batu bata yang mulai lapuk, kata Dany, disebabkan karena faktor cuaca dan usia batu bata yang cukup tua sehingga dilakukan penggantian dengan batu bata yang baru.
Dalam rangka menjaga bangunan bersejarah tersebut tetap berdiri kokoh, maka Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus memindahkan tempat parkir sepeda motor ke tempat lain yang lebih reprentatif, sedangkan parkir mobil pribadi juga disediakan oleh pemda setempat.
Akses masuk Jalan Menara Kudus juga dibatasi hanya untuk warga setempat yang memang memiliki tempat tinggal di sekitar kompleks Menara Kudus.