Singapura, ANTARA JATENG - Moda transportasi massal di Singapura semisal
MRT dan bus bisa menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan solusi
cepat sekaligus nyaman agar sampai ke lokasi tujuan.
Apa yang dilakukan pemerintah setempat untuk itu? Menghadirkan teknologi berbasis data yang akurat.
"Mengapa
pemerintah tertarik dengan teknologi? Untuk memastikan kami dapat
memberikan kemakmuran yang lebih baik. Mobilitas perkotaan penting
karena Singapura adalah kota yang sibuk, sehingga masyarakat
menginginkan solusi cepat untuk transportasi," ujar Director of the Data
Science Division in Government Technology Agency of Singapore, Liu
Feng-yuan di Singapura, Rabu (7/6).
Liu mengatakan, MRT bisa
mengangkut 100-200 orang per satu unitnya, sementara bus berkapasitas
sekitar 80-90 orang. Jam kedatangan dan keberangkatan moda pun sudah
terjadwal secara akurat.
Angkutan ini tak hadir begitu saja. Pemerintah sebelumnya perlu memetakan kebutuhan angkutan umum masyarakat.
"Kami
menggunakan data analitik untuk menghitung waktu perjalanan kerja. Ada
semacam tanda, warna biru artinya jarak yang pendek, merah menunjukkan
bahwa jarak perjalanan sangat panjang. Area yang biru berada di dekat
stasiun MRT, jika Anda memperhatikannya," kata dia.
Pemerintah juga memberikan keleluasaan pada pengguna jalan memetakan rute baru menuju suatu lokasi, melalui aplikasi Beeline.
"Beeline
Software bisa diunduh melalui smartphone. Dari situlah kami kumpulkan
data. Kami meminta orang-orang memberikan saran ke mana mereka ingin
pergi dan kemudian kami menggunakan analisis data," tutur Liu.
Aplikasi
ini juga bisa membantu pengemudi kendaraan personal semisal taksi atau
layanan transportasi online mengetahui lokasi potensi penumpang.
Sementara
bagi warga Singapura, Beeline menjadi alat menentukan pilihan
transportasi yang tepat dari sisi biaya, kenyamanan maupun jarak tempuh.
Layanan transportasi online
Bermitra dengan
penyedia layanan transportasi online juga menjadi upaya pemerintah demi
menghadirkan inovasi teranyar untuk sistem transportasi.
"Kami
bermitra tidak hanya dengan Grab tapi juga dengan pihak lainnya.
Pemerintah berkeinginan untuk bermitra dengan mereka yang tertarik untuk
mengembangkan inovasi," kata Liu.
Sementara itu, dalam
kesempatan yang sama, Head of Grab Singapore, Lim Kell Jay mengatakan
salah satu layanannya yakni GrabTaxi dan GrabCar menjadi solusi
masyarakat mendapatkan moda transportasi terutama di jam sibuk.
"Mengandalkan
taksi saja saja tidak akan cukup, di situlah kami menghadirkan GrabCar.
Biasanya, supir taksi harus mengikuti aturan meteran taksi, harganya
tidak kompetitif karena harganya tetap. Tapi pemerintah Singapura
benar-benar kompetitif, jadi mungkin ini yang pertama di dunia dimana
taksi bisa menggunakan harga dinamis," kata Lim.
Tak hanya itu,
Grab di Singapura juga menghadirkan layanan lainnya yakni GrabHitch,
GrabShare, GrabCoach hingga GrabShuttle yang resmi berjalan tahun ini.
GrabShuttle
memungkinkan calon penumpang menempuh rute bus yang baru. Saat ini
tersedia 47 rute baru yang sebelumnya tak dilalui bus umum.
"GrabShuttle
melayani rute yang belum dilayani oleh angkutan umum. Rute untuk
GrabShuttle sebenarnya adalah rute tetap. Kami memulai dengan 15 rute,
sekarang 47 rute. Kami akan terus menambah lebih banyak rute," tutur
Lim.