Jakarta (ANTARA News) - Seringkah Anda mengalami gelisah, kurang
bersemangat atau kehilangan motivasi? Bila ya, bisa jadi Anda terkena
gangguan tiroid.
Spesialis penyakit dalam yang tergabung dalam
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, (PB Perkeni), Dr. Em Yunir
SpPD-KEMD menuturkan kesulitan menurunkan atau meningkatkan berat badan
walaupun telah melakukan diet dan olahraga rutin juga menjadi gejala
seseorang terkena gangguan tiroid.
Gejala lainnya adalah sering
merasa lelah atau lamban, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, sulit buang
air besar atau diare serta penurunan kemampuan pendengaran secara
signifikan.
Yunir mengakui, karena gejala yang tidak spesifik, seringkali masyarakat tak menyadari terkena gangguan tiroid.
"Gangguan
fungsi tiroid seringkali sulit diidentifikasi karena gejalanya tidak
spesifik, gejala gangguan tiroid sangat mirip dengan berbagai keluhan
akibat gaya hidup modern sehingga sangat sering diabaikan," ujar dia
dalam keterangan persnya, Sabtu (27/5).
Yunir mengungkapkan
gangguan tiroid biasanya berupa kelainan fungsi hipertiroid (kelenjar
tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid), hipotiroid (kelenjar
tiroid tidak cukup memproduksi hormon tiroid) dan kanker tiroid.
"Sangat
penting bagi masyarakat untuk mengenal dan memahami gangguan tiroid
terutama gejalanya, sehingga dapat segera berkonsultasi dengan dokter
untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat sejak dini, tutur
dia.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp(A)K FAAP
mengungkapkan gangguan tiroid dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang dan gangguan perilaku pada anak-anak.
Gangguan tiroid sejak lahir (Hipotiroid Kongenital-HK) bahkan dapat mengakibatkan retardasi mental.
"Sebagian
besar penderita HK mengalami keterlambatan diagnosis sehingga mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan motorik serta gangguan
intelektual," kata Aman.
Hasil penelitian di Indonesia yang
dilakukan Pulungan dkk memperlihatkan keterlambatan pada pemberian
terapi awal mempengaruhi IQ, yaitu kira kira 51 pada kasus kasus yang
mendapatkan terapi awal pada usia 1,5 tahun.