London, ANTARA JATENG - Hampir 27 juta orang di negara-negara yang
terancam kelaparan - Nigeria, Somalia, Sudan Selatan dan Yaman - tidak
bisa mendapatakan air bersih.
Kondisi tersebut bisa mematikan bagi anak-anak penderita gizi buruk
seiring kurangnya makanan, kata badan anak-anak Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), UNICEF, Rabu.
Sementara itu, PBB bulan lalu mengatakan bahwa lebih dari 20 juta
orang - angka yang lebih besar daripada populasi Rumania atau Florida -
mengalami risiko kehilangan nyawa karena kelaparan dalam waktu enam
bulan mendatang di keempat negara tersebut akibat konflik dan perubahan
iklim.
UNICEF mengatakan bahwa kekurangan air, sanitasi yang tidak memadai
dan kebersihan yang buruk menambah risiko bagi anak-anak yang
kekurangan gizi di keempat negara dan dapat menyebabkan penyakit diare
mematikan.
"... air yang tidak aman dapat menyebabkan kekurangan gizi atau
membuat kondisi lebih buruk, tidak peduli berapa banyak makanan yang
dikonsumsi anak yang kekurangan gizi, mereka tidak akan lebih baik
kondisinya jika air yang mereka minum tidak aman," kata Manuel Fontaine,
direktur program darurat UNICEF.
"Kombinasi malnutrisi, air kotor dan sanitasi yang buruk
merupakan lingkaran setan yang membuat banyak anak tidak pernah pulih,"
kata Fontaine dalam sebuah pernyataan.
Di timur laut Nigeria, tempat jutaan orang mengamankan diri dari pemberontakan oleh milisi Boko Haram, 75 persen air dan
infrastruktur sanitasi telah rusak dan hancur hinga menyebabkan 3,8 juta orang tidak bisa mendapatkan air bersih, kata UNICEF.
Di Somalia, yang telah terpukul oleh kekeringan terburuk dalam
20 tahun terakhir, banyak sumber air telah kering atau terkontaminasi.
Kondisi itu menyebabkan sekitar sepertiga dari penduduk tidak memiliki
akses terhadap air, sanitasi dan kebersihan, katanya.
UNICEF mengatakan konflik telah menyebabkan 5 juta orang di
Sudan Selatan dan setidaknya 14,5 juta orang di Yaman sulit mendapatkan
air bersih, sanitasi dasar dan kebersihan.
"Kami bekerja sepanjang hari untuk berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa secepat yang kami bisa," kata Fontaine.
"Tapi tanpa mengakhiri konflik yang mengganggu negara ini, tanpa
adanya akses berkelanjutan dan hilangnya hambatan ke anak-anak yang
membutuhkan dukungan dan tanpa sumber daya lebih, bahkan upaya terbaik
kami tidak akan cukup."
Bulan lalu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa
Antonio Guterres mengatakan lebih dari 4 miliar dolar AS dibutuhkan pada
akhir Maret untuk mengatasi keadaan darurat, yang telah menyebabkan
hampir 500.000 anak-anak menderita kekurangan gizi akut.
Berita Terkait
Pemerintah Kota Magelang bebaskan bayar PBB bagi 3.617 wajib pajak
Kamis, 25 April 2024 16:27 Wib
Bank Jateng gandeng BPPKAD Blora optimalkan penerimaan PBB-P2
Sabtu, 9 Maret 2024 16:54 Wib
PBB P2 Kabupaten Magelang 2024 ditargetkan jadi Rp47,6 miliar
Jumat, 8 Maret 2024 18:00 Wib
Enam desa di Temanggung lunas PBB pada Februari 2024
Jumat, 1 Maret 2024 13:01 Wib
Pemkab Temanggung naikkan target PBB Rp1,5 miliar tahun 2024
Kamis, 29 Februari 2024 8:55 Wib
Pemkot Pekalongan luncurkan program penghapusan denda PBB-P2
Sabtu, 10 Februari 2024 19:01 Wib
Realisasi penerimaan PBB-P2 Pemkot Pekalongan Rp16,26 miliar
Kamis, 8 Februari 2024 7:01 Wib
Unissula usulkan pembebasan PBB bagi aset PTS
Selasa, 6 Februari 2024 8:24 Wib