"Benih ini kami namakan jagung gajah karena sifat-sifatnya memang seperti gajah yang besar, kuat, dan kokoh," kata Direktur PT DuPont Indonesia Mardahana, usai peluncuran benih jagung P27 Gajah di Grobogan, Rabu.
Ia menjelaskan, produktivitas jagung gajah terbilang tinggi karena dalam waktu 110 hari sudah bisa dipanen dengan hasil panen yang besar, mengingat tongkolnya besar dengan susunan jagung di tongkolnya rata-rata 18 baris.
Sambil menunjukkan jagung gajah yang sudah siap dipanen, ia mengatakan sifat-sifat benih jagung P27 Gajah memang unggul, seperti batang dan buahnya besar, perakaran kokoh, dan tetap bisa berproduksi saat cuaca ekstrim.
"Untuk satu hektare lahan diperkirakan bisa menghasilkan 8,4-8,5 ton jagung dengan kondisi normal, namun jika kondisinya bagus, misalnya perawatan dan cuaca mendukung panenan bisa mencapai sembilan ton per hektare," katanya.
Jagung gajah mampu bertahan hidup dalam kondisi cuaca ekstrem, termasuk terhadap musim hujan dan genangan air, lanjut dia, mengingat tanaman jagung umumnya tidak tahan dengan air, apalagi tanah yang mengandung banyak air.
Karena itu, kata dia, pihaknya memperkenalkan benih jagung hibrida terbaru itu kepada kalangan petani di Kabupaten Grobogan dan sekitarnya, mengingat Grobogan selama ini dikenal sebagai daerah penghasil jagung.
"Kami mengundang sekitar 7.000 petani di wilayah Grobogan, Pati, Blora, Demak, Kudus, Sragen, dan Boyolali untuk dapat menyaksikan sendiri, sekaligus mengedukasi mereka tentang penanaman jagung yang benar," kata Mardahana.

