Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah terus meningkatkan program perilaku sanitasi-higiene melalui verifikasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan warga dengan mengubah perilaku higiene dan sanitasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa verifikasi sanitasi total berbasis masyarakat merupakan penilaian untuk seluruh kelurahan yang mengajukan diri ke panitia.
"Saat ini sudah ada 25 kelurahan yang mengajukan diri ke panitia untuk verifikasi sanitasi total berbasis masyarakat," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan mendatangi rumah tangga untuk dilakukan verifikasi lapangan yang meliputi lima pilar atau indikator, seperti buang air besar sembarangan (BABS), pengelolaan sampah, pengelolaan makanan dan minuman, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, dan pengelolaan limbah cair.
"Dari masing-masing pilar tersebut, kami lihat sejauh mana pencapaian terhadap indikator yang sudah ditentukan. Kalau sudah ada hasilnya akan kami coba usulkan ke tingkat provinsi," katanya.
Ia yang didampingi Sanitarian Muda, Maysaroh mengatakan dari hasil verifikasi, pihaknya akan mempunyai gambaran jika belum mencapai target dan menemukan kendalanya apa, apakah masyarakat belum tahu, masalah perilakunya atau sarana prasarana terkait penerapan 5 pilar itu.
Pemkot, kata dia, menargetkan semua kelurahan dapat meraih sanitasi total berbasis masyarakat dengan kategori madya.
"Inilah yang menjadi tugas kami untuk gencar lagi melakukan sosialisasi dan pemicu. Contohnya, mereka belum bisa cuci tangan pakai sabun dengan benar, kami akan masifkan sosialisasi itu," katanya.
Baca juga: 19 desa/kelurahan di Temanggung mendapat bantuan pembangunan jamban