Semarang (ANTARA) - Dinas Perhubungan Jawa Tengah memperkirakan jumlah pergerakan orang yang masuk dan melintas di wilayah provinsi tersebut mencapai 18,23 juta orang selama Lebaran 2024.
Pelaksana Harian Kepala Dishub Jateng Erry Derima Ryanto, di Semarang, Kamis, menyampaikan bahwa data tersebut berasal dari Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan.
"Dana yang dihabiskan rata-rata orang mudik sebesar Rp768,386 dan 18,23 juta orang bergerak di Jateng. Maka diperkirakan perputaran uang di Jateng mencapai Rp14 triliun," katanya.
Menurut dia, tingginya jumlah pemudik dengan tujuan Jateng berdampak positif terhadap perputaran ekonomi daerah selama Lebaran, tetapi juga menimbulkan sejumlah potensi kerawanan.
Potensi kerawanan yang dimaksudkan, meliputi antrean kendaraan di tempat peristirahatan di jalan tol, kepadatan kendaraan di jalur lokasi wisata, hingga kenaikan tarif angkutan umum.
Untuk mengantisipasi sejumlah persoalan tersebut, Pemerintah Provinsi Jateng bersama Polda mendirikan posko terpadu berlokasi di Kantor Pemprov Jateng pada 3-18 April 2024 yang siap melayani masyarakat selama 24 jam.
"Selain Posko Terpadu, juga dilaksanakan posko pelayanan dan pengamanan di sejumlah lokasi. Antara lain di gerbang tol, kantor balai, dan simpul transportasi lain," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Jateng Sumarno menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi dan rekayasa untuk menghadapi jutaan pemudik dengan tujuan Jateng.
"Dishub dan Polda Jateng sudah membuat rekayasa-rekayasa yang akan diterapkan di arus mudik Lebaran 2024," katanya.
Berbagai persiapan menghadapi arus mudik 2024 akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait, antara lain Dishub, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, serta instansi terkait lainnya.
"Polda sudah mengantisipasi dengan membuat mekanisme agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di rest area tol," katanya.
Selain itu, Polda dan Dishub juga akan menerapkan jalur satu arah (one way) mulai April mendatang karena volume kendaraan diperkirakan tinggi dan juga akan diberlalukan di jalan-jalan protokol untuk memecah kepadatan arus lalu lintas di dalam kota.
Adapun untuk meminimalisasi dampak buruk akibat cuaca ekstrem selama masa mudik, kata dia, Pemprov Jateng akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Yang perlu diwaspadai juga tempat-tempat wisata. Karena libur Lebaran yang lama akan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berwisata. Sehingga harus mengantipasi titik-titik wisata yang ada di Jateng," kata Sumarno.